Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siklus KDRT: Ibukota Kekerasan yang Menghantui Kehidupan

16 Desember 2023   18:09 Diperbarui: 16 Desember 2023   18:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan seringkali seperti sebuah perjalanan yang diwarnai oleh berbagai pemandangan, tetapi tidak selalu semua pemandangan itu indah.

Kadang-kadang, kita menemukan diri kita terjebak dalam suatu tempat yang kelam dan menakutkan, seperti dalam siklus yang tak kunjung usai dari kekerasan domestik.

Dalam perjalanan yang dipenuhi warna kelam ini, kita menemui sebuah ibukota yang menyeramkan, yang menjadi pusat kekerasan yang merajalela, yang kita sebut sebagai "Ibukota Kekerasan."

Mengapa kita menyebutnya sebagai Ibukota Kekerasan? Jawabannya terletak pada kenyataan bahwa dalam realitas kehidupan banyak individu, kekerasan domestik bukanlah sekadar insiden terpencar atau kasus sporadis.

Sebaliknya, kekerasan ini menjadi pusat dari sebuah siklus yang tak kunjung putus, yang merajalela dan merayap ke setiap aspek kehidupan.

Ibukota Kekerasan bukan hanya sebuah tempat geografis, melainkan lebih sebagai representasi kehidupan yang diwarnai oleh kekerasan domestik. Ini adalah kisah tentang individu yang terjebak dalam lingkaran kekerasan yang menghantui kehidupan mereka, seperti ibukota yang menyimpan sejarah kelam dan cerita-cerita tragis.

Kita tidak hanya berbicara tentang tindakan fisik semata, tetapi juga tentang penghancuran emosional, psikologis, dan finansial yang merajalela.

Siklus KDRT di dalam Ibukota Kekerasan ini mirip dengan arus air yang tak terbendung.

Dimulai dari satu titik, kekerasan ini mengalir ke berbagai dimensi kehidupan, menyusup dan mengubah segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Dalam setiap siklus, korban dan pelaku bergantian memainkan peran mereka, menciptakan dinamika yang membuatnya sulit untuk keluar dari lingkaran beracun ini.

Ketika kita menjelajahi jalanan Ibukota Kekerasan, kita menemukan jejak-jejak perjalanan yang kelam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun