Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepemimpinan Penuh Kasih: Menggali Pelajaran Inspiratif dari Kehidupan Yesus

15 Desember 2023   20:30 Diperbarui: 15 Desember 2023   20:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam gemerlap sejarah, satu figur yang tak pernah pudar dari kisah-kisah inspiratif adalah Yesus Kristus.

Terlepas dari latar belakang keagamaan, kehidupannya menawarkan bukan hanya hikmah rohaniah, tetapi juga kiat-kiat kepemimpinan yang abadi.

Pernahkah kita menyelami kehidupan sederhana sang Mesias, lahir di palungan tanpa gemerlap istana megah?

Kepemimpinan Yesus tidak hanya menciptakan model bagi pemimpin religius, melainkan memberikan tuntunan bagi kita semua, sebuah panduan bagaimana kebijaksanaan, kedekatan, dan pelayanan dapat membentuk kepemimpinan yang penuh kasih, berdaya, dan inspiratif dalam dinamika dunia modern.

Ketika kita menyelami kehidupan Yesus, kita tidak hanya menemukan pengajaran rohaniah, tetapi juga model kepemimpinan yang dapat kita terapkan dalam konteks dunia modern.

Yesus bukanlah seorang pemimpin politik yang duduk di singgasana megah atau seorang panglima perang yang memimpin tentara besar. Sebaliknya, dia adalah pemimpin yang mendekat, penuh kasih, dan memberdayakan.

Kepemimpinan Yesus bermula dari kesederhanaan. Ia lahir di sebuah palungan, tidak di istana megah atau di tengah kemewahan.

Hal ini memberikan kita pelajaran pertama bahwa kekuatan kepemimpinan tidak selalu berasal dari jabatan atau harta, melainkan dari aksi yang rendah hati dan tekad untuk melayani.

Kita hidup di zaman di mana seringkali kita menilai pemimpin dari jabatan atau status sosial mereka, namun Yesus mengajarkan bahwa kebesaran sejati terletak dalam pelayanan kepada orang lain.

Dalam setiap langkahnya, Yesus membangun hubungan yang erat dengan orang-orang di sekitarnya. Ia bukanlah pemimpin yang terasing di balik tembok istana, melainkan seseorang yang berjalan di antara rakyatnya.

Kita dapat belajar dari kedekatan ini bahwa kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan merangkul keberagaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun