Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Lebih dari Gizi: Mengatasi Stunting di Daerah Terpencil melalui 5 Pilar STBM

6 Desember 2023   09:33 Diperbarui: 6 Desember 2023   09:40 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash


Stunting, kondisi kurangnya pertumbuhan anak yang sering kali disertai dengan perkembangan kognitif yang terhambat, menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang serius, terutama di daerah terpencil. Mengatasi stunting bukanlah tugas yang mudah dan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan lebih dari sekadar asupan gizi yang memadai. Dalam hal ini, konsep "5 Pilar STBM" yang diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 memberikan dasar yang kokoh untuk mengatasi stunting di daerah-daerah terpencil.

Pertama-tama, mari kita tinjau apa yang dimaksud dengan stunting. Stunting terjadi ketika seorang anak tidak mencapai tinggi badan yang diharapkan pada usianya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk asupan gizi yang kurang, infeksi kronis, sanitasi yang buruk, dan lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.

Permenkes No. 3 Tahun 2014 mengenai "5 Pilar STBM" adalah suatu langkah maju dalam upaya pencegahan stunting. Pilar-pilar tersebut mencakup Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. Mari kita jelajahi masing-masing pilar ini secara rinci dan bagaimana implementasinya dapat membantu mengatasi stunting di daerah terpencil.

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan:

Pilar pertama STBM menyoroti pentingnya sanitasi lingkungan, khususnya dalam pengelolaan limbah manusia. Di daerah terpencil, masih banyak masyarakat yang menggunakan cara buang air besar sembarangan, tanpa sistem pengelolaan yang memadai. Praktik ini dapat menjadi sumber penyakit, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.

Implementasi "Stop Buang Air Besar Sembarangan" melibatkan kampanye edukasi yang intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruknya. Selain itu, pembangunan fasilitas sanitasi yang aman dan terjangkau juga perlu diperhatikan. Masyarakat perlu diberdayakan untuk memahami bahwa sanitasi yang baik adalah investasi dalam kesehatan mereka sendiri dan pertumbuhan anak-anak mereka.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Pilar kedua, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), menekankan praktik kebersihan yang sederhana namun sangat efektif. Di daerah terpencil, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun seringkali kurang diterapkan, meningkatkan risiko penularan penyakit.

Implementasi CTPS melibatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah buang air. Dukungan pemerintah dan organisasi non-pemerintah dalam penyediaan sarana cuci tangan yang mudah diakses juga menjadi kunci keberhasilan. Melalui pendekatan ini, bukan hanya stunting yang dapat dicegah, tetapi juga penyakit menular lainnya.

3. Pengelolaan Air Minum Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)

Pilar ketiga STBM, Pengelolaan Air Minum Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), menggarisbawahi pentingnya akses air bersih dan cara pengelolaannya. Di daerah terpencil, seringkali sulit untuk mendapatkan sumber air yang bersih dan aman untuk dikonsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun