Di kuburan waktu yang sunyi,
Mimpi-mimpi terbakar dalam kenangan.
Api yang merah menyulut sejarah,
Menyala, memudar, merintih dalam diam.
Puing-puing mimpi berserakan,
Sebagai saksi bisu kenangan yang lewat.
Angin malam membawa cerita pilu,
Dari mimpi-mimpi yang terbaring terkubur.
Reruntuhan masa yang terpatri,
Di dinding kuburan waktu yang membisu.
Mimpi-mimpi yang dahulu berkobar,
Kini tergantung, memudar seiring senja.
Jejak langkah di antara makam-makam,
Mengulang kisah yang tak pernah selesai.
Mimpi-mimpi terbakar menjadi abu,
Menyatu dengan malam yang kelam.
Dalam gelap, terdengar suara bisikan,
Mimpi-mimpi yang mati merintih.
Mereka pernah merangkai kisah indah,
Namun kini tinggal bara yang padam.
Tapi, di sela-sela keheningan,
Bunga harapan tumbuh di antara reruntuhan.
Mimpi-mimpi yang terbakar bukanlah akhir,
Melainkan benih untuk kisah baru yang bermula.
Seiring waktu yang terus berputar,
Mungkin mimpi-mimpi akan kembali berkobar.
Meski terbakar di kuburan waktu,
Mereka menjadi asa di dalam gelap yang kelam.
Mimpi-mimpi terbakar, namun tak padam,
Sebuah kisah yang terus hidup dalam kenangan.
Di kuburan waktu, ada keabadian,
Sebagai penjaga rahasia mimpi-mimpi yang terbakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H