Hari Guru Nasional 2023 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merefleksikan peran guru, terutama dalam konteks pendidikan perempuan.
Di tengah perjalanan panjang menuju kesetaraan gender, kita tidak dapat mengabaikan warisan pemikiran dari salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, yaitu Raden Ajeng Kartini.
Dalam pandangan Kartini, pendidikan menjadi kunci kebebasan bagi perempuan, suatu pandangan yang relevan hingga saat ini.
Pendidikan Sebagai Gerbang Kebebasan
Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh emansipasi perempuan Indonesia pada awal abad ke-20, memiliki pandangan yang luar biasa terhadap pendidikan sebagai alat pembebasan bagi perempuan.
Dalam era yang pada awalnya diwarnai oleh tradisi patriarki, Kartini berani mempertanyakan norma-norma tersebut dan mengangkat pendidikan sebagai kunci utama untuk melintasi batas-batas yang mengikat perempuan.
Pendidikan, menurut Kartini, tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membuka pintu menuju pemahaman diri, kemandirian, dan kemerdekaan.
Dalam konteks Hari Guru Nasional 2023, kita perlu merenung tentang sejauh mana kita telah melangkah dalam mewujudkan visi Kartini ini, terutama dalam memberikan pendidikan yang memberdayakan perempuan.
Pendidikan untuk Pembebasan-Konsep Kartini yang Relevan
Pandangan Kartini tentang pendidikan tidak hanya sebatas akademis; ia melihat pendidikan sebagai sarana untuk memberdayakan perempuan agar dapat meraih kemerdekaan dalam segala aspek kehidupan.
Dia menentang ketidaksetaraan gender dan menekankan pentingnya memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.