Pendidikan yang diterapkan oleh Kartini tidak hanya tentang mengajar perempuan membaca dan menulis, tetapi juga memberikan pemahaman tentang hak-haknya, memupuk keberanian untuk bermimpi besar, dan merangsang semangat kebebasan dalam berpikir.
Pendidikan ala Kartini melibatkan pengembangan karakter dan penanaman nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.
Realitas di Tengah Perjalanan- Tantangan Pendidikan Perempuan Hari Ini
Meskipun perjalanan pendidikan perempuan telah menunjukkan kemajuan yang signifikan, kita tidak bisa mengabaikan beberapa tantangan yang masih dihadapi hingga hari ini.
Kesenjangan gender di dunia pendidikan masih ada, terutama di daerah-daerah yang sulit diakses dan di negara-negara berkembang.
Perkawinan anak, pengucilan sekolah terhadap perempuan, dan ketidaksetaraan dalam akses pendidikan tinggi adalah beberapa masalah yang masih merintangi perjalanan pendidikan perempuan.
Maka dari itu, Hari Guru Nasional 2023 menjadi waktu yang tepat untuk merenung tentang bagaimana kita dapat terus memperjuangkan pendidikan perempuan sebagai kunci kebebasan, sebagaimana di konseptualisasikan oleh Kartini.
Guru bukan hanya penyalur informasi, tetapi juga agen perubahan sosial yang dapat membawa dampak besar terutama dalam melawan norma-norma patriarki yang masih mengakar.
Peran Guru dalam Mewujudkan Visi Kartini
Guru memiliki peran sentral dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang merangsang kebebasan perempuan.
Dengan memahami dan menerapkan konsep pendidikan ala Kartini, guru dapat menjadi agen perubahan yang menginspirasi perempuan untuk melintasi batas-batas yang mungkin masih membatasi mereka.
Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh guru dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pembebasan perempuan: