Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bunga Keadilan di Taman Pemilu

23 November 2023   18:08 Diperbarui: 23 November 2023   18:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Pemilu (Anadolu Ajansi)

Di sebuah kota kecil bernama Harmoni, terdapat sebuah taman indah yang dikenal sebagai "Taman Pemilu." Di taman ini, setiap bunga melambangkan satu suara dan satu hak setiap warga negara. Di tengah-tengah taman itu, tumbuhlah bunga yang paling istimewa, Bunga Keadilan.

Bunga Keadilan memiliki kelopak yang indah, setiap kelopaknya mewakili nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Pemilihan umum di kota Harmoni merupakan peristiwa besar yang dinantikan oleh semua warga. Setiap kali pemilu tiba, Bunga Keadilan akan mekar dengan indah, menandakan awal dari proses demokrasi yang adil.

Pada suatu pagi cerah, seluruh kota Harmoni bergairah karena pemilihan umum yang mendekat. Warga berkumpul di Taman Pemilu, memandangi Bunga Keadilan dengan harapan dan antusiasme. Namun, di balik keindahan taman itu, ada tantangan yang perlu dihadapi.

Ketua Panitia Pemilu, Ibu Siti, seorang wanita bijaksana dengan hati yang tulus, bertanggung jawab menjaga agar proses pemilu berjalan lancar. Ia sadar bahwa taman ini perlu dijaga dengan baik agar bunga keadilan tetap mekar. Namun, ada beberapa orang yang mencoba menggoyahkan kestabilan taman dengan menanam benih konflik dan manipulasi.

Kampanye pemilihan dimulai, dan kandidat-kandidat berkumpul untuk menyampaikan visi dan misi mereka. Di antara kandidat-kandidat itu, ada seorang calon yang mencoba memanipulasi fakta dan menyebarkan informasi palsu untuk meraih suara. Bunga Keadilan mulai layu, dan kelopak-kelopaknya yang indah terasa terancam oleh keberhasilan manipulasi ini.

Ibu Siti, sebagai pemimpin panitia, merasa beban yang berat di pundaknya. Ia memutuskan untuk bertindak. Dengan bijaksana, Ibu Siti mengadakan pertemuan dengan seluruh kandidat. Ia mengingatkan mereka akan pentingnya menjaga integritas dalam perpolitikan dan memperingatkan bahwa tindakan manipulatif akan membawa dampak buruk bagi keadilan di Taman Pemilu.

Baca juga: Kembalinya Cinta

Kandidat yang jujur dan berkomitmen terhadap nilai-nilai keadilan mendukung perubahan positif. Mereka bersama-sama bekerja untuk membersihkan taman dari ketidakjujuran dan menciptakan suasana yang bersih dan adil. Bunga Keadilan pun mulai kembali mekar dengan semangat yang lebih kuat.

Pada hari pemilihan, warga Harmoni dengan hati-hati menanamkan suara mereka seperti menanam benih di taman yang subur. Proses pemilu berjalan lancar, dan hasilnya mencerminkan keinginan rakyat. Bunga Keadilan bersinar lebih terang dari sebelumnya, mencerminkan kemenangan nilai-nilai keadilan dan integritas.

Taman Pemilu di kota Harmoni menjadi simbol harapan, bahwa dengan menjaga keadilan dan kejujuran, proses demokrasi dapat tetap indah dan mekar. Bunga Keadilan di tengah taman tersebut tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pelajaran hidup bagi semua warga tentang pentingnya menjaga kebenaran dan melibatkan diri dalam proses demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun