Pemilihan Umum 2024 di Indonesia kini telah memasuki babak yang menegangkan setelah pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) mengantongi Nomor Urut.
Nomor urut, yang mungkin terdengar sepele, sebenarnya memiliki dampak besar terhadap strategi kampanye dan persepsi pemilih terhadap setiap pasangan calon.
Dalam hal ini, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar meraih nomor urut 1, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, sementara pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memperoleh nomor urut 3.
Sebagai elemen penting dalam pertarungan politik, bagaimana seharusnya setiap kubu mengantisipasi dan memanfaatkan nomor urut ini untuk memenangkan hati pemilih?
Pasangan Anies-Cak Imin (Amin) dengan nomor urut 1 secara otomatis mendapatkan keuntungan komunikasi yang tidak dapat diabaikan.
Nomor urut pertama seringkali lebih mudah diingat oleh pemilih, memberikan keunggulan komunikasi dan branding yang dapat membantu pasangan ini untuk menciptakan kesan awal yang kuat.
Seiring dengan intensitas perhatian media dan masyarakat pada tahap awal kampanye, nomor urut 1 dapat menjadi poin fokus yang memudahkan pemilih untuk mengingat pasangan calon ini.
Hal ini sejalan dengan prinsip psikologi bahwa informasi yang disajikan pertama kali cenderung lebih melekat dalam ingatan.
Namun, pandangan mengenai nomor urut pertama tidak selalu seragam. Sebagian pemilih mungkin menganggap nomor urut awal kurang mencolok karena keberadaannya yang sangat di depan.
Oleh karena itu, pasangan Anies-Cak Imin perlu menjaga keseimbangan antara eksposur dan pesan kampanye yang mereka sampaikan agar tidak terkesan monoton atau kurang inovatif.