Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kembalinya Cinta

12 November 2023   20:23 Diperbarui: 12 November 2023   21:00 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setelah perpisahan yang melelahkan, Sari dan Rama merayakan kembalinya cinta mereka dalam pelukan yang hangat.                                  Pernikahan keduanya membawa kebahagiaan baru dan mimpi bersama. Namun, seperti setiap pasangan, mereka harus                                        mengatasi perbedaan dan menemukan keselarasan dalam cinta yang terus berkembang."

                                                                                                                                                ***

Beberapa tahun telah berlalu sejak malam pertama mereka dan perpisahan yang sulit. Sari dan Rama telah melewati berbagai fase dalam kehidupan pernikahan mereka, termasuk perjalanan panjang yang penuh tantangan akibat pekerjaan Rama yang sering mengharuskannya pergi ke luar negeri. Namun, seperti halnya pasangan yang kuat, mereka selalu berhasil melewati setiap rintangan dan memperkuat ikatan cinta mereka.

Pada suatu pagi yang cerah, Sari membuka mata dan melihat cahaya matahari yang menyelinap masuk melalui tirai tipis kamar tidur. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, hari di mana Rama akan kembali setelah sebulan bekerja di luar negeri. Sari melompat keluar dari tempat tidurnya dengan semangat yang membara, bersemangat menyambut suaminya yang dicintainya.

Dengan cepat, dia membersihkan dan menyusun kembali apartemen kecil mereka. Lilin-lilin indah dinyalakan, dan aroma masakan lezat memenuhi dapur. Sari ingin membuat kembalinya Rama menjadi momen yang tak terlupakan. Dia bahkan menyiapkan album foto keluarga, sebuah kumpulan kenangan yang akan mereka nikmati bersama nanti.

Waktu berlalu dengan lambat, dan akhirnya, pintu apartemen terbuka. Rama masuk dengan senyuman lebar di wajahnya, membawa tasnya yang penuh dengan oleh-oleh dari tempat-tempat eksotis yang baru saja dia kunjungi.

"Sari!" seru Rama sambil memeluknya erat. "Rindu sekali aku padamu."

Sari membalas pelukan dengan hangat. "Aku juga rindu padamu, Rama. Selamat datang kembali."

Mereka duduk bersama di sofa, berbagi cerita-cerita dari pengalaman masing-masing selama perpisahan mereka. Rama menceritakan tempat-tempat menakjubkan yang telah dia kunjungi, sementara Sari menceritakan proyek-proyek kreatif yang sedang dia kerjakan di kota ini.

Namun, di tengah kebahagiaan mereka, Sari merasa ada sesuatu yang berbeda. Rama tampak sedikit cemas, seolah ada sesuatu yang ingin dia katakan. Sari meraih tangan Rama dengan lembut.

"Ada sesuatu yang ingin kamu katakan, Rama?" tanya Sari dengan nada lembut.

Rama menghela napas, matanya mencari-cari kata yang tepat. "Sari, selama perjalanan ini, aku banyak merenung. Aku menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat, dan kita harus menjalani setiap momen bersama dengan sepenuh hati."

Sari memandangnya dengan penuh perhatian, menunggu kelanjutan perkataan Rama.

Rama melanjutkan, "Sari, aku ingin kita merencanakan sesuatu bersama. Sesuatu yang kita impikan bersama sejak dulu."

Sari merasa hatinya berdebar-debar. "Apa itu, Rama? Katakan padaku."

Rama tersenyum dan mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya. Dengan lembut, dia membuka kotak tersebut, dan di dalamnya terdapat sepasang cincin berkilauan.

"Sari, apakah kamu mau menikahiku lagi, kali ini di tempat yang kita impikan bersama-sama?" tanya Rama dengan penuh harap.

Sari terdiam sejenak, air mata kebahagiaan mengisi matanya. "Tentu saja, Rama. Aku mau."

Mereka saling memeluk dengan erat, merayakan keputusan mereka untuk mengulang kembali janji pernikahan mereka. Rama menjelaskan bahwa dia ingin melaksanakan pernikahan mereka yang kedua di tempat yang memiliki makna khusus bagi mereka berdua, di pantai tempat Rama melamar Sari beberapa tahun yang lalu.

Malam itu dihabiskan dengan merencanakan pernikahan mereka yang kedua. Mereka berdua merenungkan betapa beruntungnya mereka telah menemukan cinta sejati satu sama lain, dan betapa pentingnya menjalani hidup dengan penuh makna.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan akhirnya, mereka berdua tiba di pantai yang indah. Pasir putih di bawah kaki mereka, ombak yang tenang di depan mereka, dan matahari terbenam yang menakjubkan di ufuk barat. Semua elemen tersebut menciptakan latar belakang yang sempurna untuk pernikahan mereka yang kedua.

Pernikahan itu berlangsung dengan penuh kebahagiaan dan kehangatan. Keluarga dan teman-teman mereka bersama-sama menyaksikan momen tersebut, memberikan restu dan doa untuk kebahagiaan mereka. Sari dan Rama berjanji untuk terus menjalani hidup dengan penuh cinta dan kesetiaan, menghadapi setiap perpisahan dan kembalinya dengan kekuatan dan kebahagiaan yang baru.

Setelah upacara pernikahan, mereka berdua berjalan di sepanjang pantai, merenungi keajaiban cinta yang mereka miliki. Matahari terbenam menjadi saksi bisu dari kisah mereka yang penuh perjuangan dan kebahagiaan. Sari dan Rama, sekali lagi, menyusun bab baru dalam kisah cinta mereka yang tak terlupakan.

Dan ketika malam datang, mereka berdua duduk di tepi pantai, merayakan kembalinya cinta mereka yang tak pernah pudar. Seolah-olah alam itu sendiri bersukacita atas kebahagiaan mereka, angin sepoi-sepoi membawa nyanyian kehidupan baru yang dipenuhi dengan cinta dan kedamaian. Perjalanan mereka bersama masih panjang, dan setiap perpisahan hanya akan menjadi awal dari bab baru dalam kisah cinta mereka yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun