Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerpen Dilema Cinta Rambu, Karya Dony Kleden:Menggugah Kesadaran Sosial dan Budaya

9 November 2023   21:32 Diperbarui: 9 November 2023   21:41 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cerpen Dilema Cinta Rambu" karya Dony Kleden: Menggugah Kesadaran Sosial dan Budaya

Sastra selalu memiliki peran yang kuat dalam mencerminkan dan mempengaruhi masyarakat. Sastra adalah produk budaya yang mencerminkan realitas sosial dan budaya dari suatu komunitas, dan sekaligus menjadi sarana untuk mengkritisi dan merangsang perubahan. Dalam konteks ini, cerpen "Dilema Cinta Rambu" karya Dony Kleden adalah sebuah karya sastra yang mencerminkan fenomena sosial dan budaya yang kuat di Sumba Timur, serta mengajak pembaca untuk merenungkan tentang tekanan sosial dan perubahan.

Cerpen ini menggambarkan karakter utama, Rambu, sebagai seorang perempuan Sumba yang memiliki sifat-sifat berani dan pemberani. Rambu adalah perwakilan dari individu yang tidak puas dengan norma sosial dan budaya yang sudah ada sejak lama di masyarakatnya. Karakter Rambu mencerminkan semangat perubahan dan keteguhan dalam menghadapi tekanan sosial yang kuat. Dia adalah simbol dari individu yang memilih untuk memberontak terhadap sistem feodal yang masih mengakar kuat dalam masyarakatnya.

Latar belakang cerita, yaitu Sumba Timur, juga memberikan kerangka yang penting dalam pemahaman cerpen ini. Sumba Timur adalah sebuah wilayah yang kaya akan budaya feodalistik. Budaya ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di sana. Dony Kleden dengan cermat menggambarkan budaya ini melalui penggambaran karakter-karakter dan interaksi sosial dalam cerita.

Cerita ini menggambarkan dilema cinta yang dihadapi oleh Rambu. Dia harus memilih antara kewajiban sosial yang diimpikan oleh keluarganya dan perasaan cintanya kepada seorang pria. Konflik ini menciptakan ketegangan emosional yang mendalam, dan membawa pembaca untuk merenungkan tentang tekanan sosial yang dihadapi oleh individu dalam menjalani kehidupan mereka.

Pesan yang terdapat dalam cerpen ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak budaya feodalistik dan norma sosial yang membatasi individu dalam masyarakat. Rambu, dengan keberaniannya dalam menghadapi norma sosial yang ada, menjadi perwakilan dari individu yang berani mempertanyakan dan memberontak terhadap sistem yang ada. Hal ini menciptakan ruang untuk diskusi dan refleksi tentang bagaimana budaya dan norma sosial dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.

Cerpen ini juga membawa isu perubahan sosial dan inovasi. Dony Kleden menggambarkan bagaimana karakter Rambu berperan dalam memprovokasi perubahan dalam masyarakatnya. Ini menunjukkan bahwa sastra bukan hanya sebuah cermin yang mencerminkan realitas, tetapi juga alat yang dapat digunakan untuk menginisiasi perubahan sosial.

Namun, cerpen ini juga meninggalkan beberapa pertanyaan terbuka yang dapat menjadi subjek diskusi. Bagaimana Rambu akan menghadapi konsekuensi dari perbuatannya? Apakah tindakannya akan membawa perubahan yang diinginkan atau justru akan menghadapkan dia pada konflik yang lebih besar? Ini adalah aspek yang menarik untuk dibiarkan dalam interpretasi pembaca, karena memberikan ruang untuk refleksi lebih lanjut.

Secara keseluruhan, "Dilema Cinta Rambu" adalah cerpen yang kuat dan mendalam, dengan pesan-pesan sosial dan budaya yang mendalam. Dony Kleden dengan cermat menggambarkan karakter dan latar belakangnya, menciptakan cerita yang memprovokasi pemikiran dan refleksi tentang bagaimana sastra dapat menggugah perubahan dalam masyarakat. Cerpen ini adalah cermin yang memantulkan realitas sosial dan budaya di Sumba Timur, dan sekaligus menjadi sebuah peluit untuk perubahan dan pemikiran kritis.

Dalam cerpen ini, Dony Kleden menjelaskan bahwa sastra adalah sebuah produk budaya yang menjadi cermin dan cermin refleksi kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Ini adalah pandangan yang sangat benar, karena sastra selalu berakar dalam konteks budaya di mana ia lahir. Sastra mencerminkan realitas masyarakat, mencerminkan cara orang berpikir, perasaan, dan pandangan dunia mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun