Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Retaknya Simfoni Politik

2 November 2023   09:00 Diperbarui: 2 November 2023   09:03 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi:"Retaknya Simfoni Politik"

Simfoni politik, dulu begitu megah
Melodi kesatuan, harmoni kebersamaan
Namun kini, dentingnya terasa gagal
Retak membahana, hentakan disonansi

Tiap not jiwanya pernah seiring
Namun sekarang, gesekan memecah alunan
PDI-P dan sang Presiden dalam genggaman
Retaknya simfoni, lantunan tak serasi

Jejak langkah mereka pernah seirama
Bersama, melangkah, dalam irama kebijaksanaan
Namun, semakin jauh terasa kesenjangan
Retak menyebar, merenggut harmoni masa

Ketika komposisi politik terputus
Rentetan pro dan kontra, serampang opini
Retaknya simfoni, menghasilkan kebingungan
Dalam harmoni yang hilang, hampa hentakan

PDI-P dan sang Presiden, tak lagi seirama
Retak membisu, menggetarkan panggung kekuasaan
Simfoni politik mengalami dekonstruksi
Mengeksplorasi rasa, hingga tersirat kehampaan

Namun tetap, di balik retaknya simfoni
Ada upaya untuk mencari harmoni kembali
Mungkin suatu saat, diiringi dengan nada baru
Simfoni politik akan menggema dalam kebersamaan yang sejati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun