Puisi :"Cinta Kompas yang Tersesat"
Dalam lalu lintas hidup yang tak terduga,
Aku berjalan bersamamu, kau dan aku, satu arah.
Kau adalah kompas ku, petunjuk langkah-langkah,
Tapi cinta kita terasa semakin tak pasti.
Di bawah bintang-bintang, kita meniti malam,
Berpandangan di bawah cahaya rembulan yang bersinar.
Tapi kompas yang dulu kupegang begitu erat,
Kini terasa seperti tak lagi memiliki arah.
Kita tersesat dalam labirin perasaan,
Yang mengelilingi kita dengan kebingungan.
Cinta yang dulu seperti mata angin yang teguh,
Kini berubah menjadi badai dalam kegelapan.
Kita mencari jalan keluar, mencari arti,
Dalam kebingungan dan keraguan yang kian mendalam.
Cinta kompas yang tersesat dalam kegelapan malam,
Mungkin harus kita temukan kembali dalam diri kita sendiri.
Mungkin saat kita menemukan arah yang hilang,
Kita bisa memperbaiki hubungan yang retak.
Kita belajar dari kesalahan, tumbuh lebih kuat,
Dan cinta kompas kita akan bersinar kembali.
Namun, jika tidak, mungkin inilah akhirnya,
Kita harus berpisah dan melanjutkan hidup.
Kompas yang hilang mungkin tak bisa ditemukan,
Tapi kita bisa menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H