Baru-baru ini, tepatnya beberapa hari yang lalu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang nama lengkapnya Dr. Ir. Bima Haria Wibisana, MSIS atau singkatnya kita panggil Pak Bima menyinggung nasib profesi Pegawai NegeriSipil (PNS). Menurutnya, 10 tahun kedepan mungkin PNS tidak dibutuhkan lagi. Memang Pak Bima tidak mengatakan secara langsung kepada saya alias face to face karena beliau memang tidak kenal, namun dimuat di beberapa media yang kemudian saya baca.
Sebagai pembaca yang baik, saya akan membaca berita secara lengkap dan tuntas dalam arti tidak lupa membaca kolom komentar. Seperti biasa pastilah ada pro dan kontra diantara para pembaca, yang kadang isinya bikin ck..ck..ck..saking beraninya karena di dunia maya. Coba ketemu langsung, masih berani gak ya ?
Sebagian ada yang mendukung ucapan Pak Bima, bahkan saking mendukungnya diantara mereka tak lupa menyertakan caci maki pada profesi PNS.Â
Saya tidak tahu apakah mereka dari kelompok idealis atau para pemikir meski tidak tertutup kemungkinan bisa juga berasal dari pengangguran yang dapat kuota internet dari hasil  menanduk orang tuanya dan merasa iri bin dengki terhadap PNS.Â
Namun tidak bisa dipungkiri juga kalau stigma korup, malas, lamban dan tidak kreatif terlanjur melekat dalam masyarakat kita terhadap para abdi negara ini.
Sebagian lagi bersikap kontra dan dan saking kontranya tak segan-segan menghujat Pak Bima. Bisa jadi mereka ini berasal dari PNS yang tak ingin zona nyamannya terganggu dan pingin profesinya diwariskan ke anak sampai cucu, kalau bisa sampai ke buyut.Â
Mungkin juga dari mereka yang berpandangan bahwa apapun yang disampaikan pemerintah melalui pejabatnya adalah salah, keliru, gagal paham atau apalah itu yang lainnya. Entahlah.
Pak Bima tentu bukan orang yang tiba-tiba dapat wangsit untuk melemparkan statementnya. Beliau pastinya tidak lagi ngelindur seperti saya dulu (saat SDSB masih ada) yang begitu bangun langsung mencari buku tafsir mimpi supaya dapat angka paten. Sudah tentu ada sebabnya kenapa keluar perkataan yang bisa bikin para pecinta profesi PNS panas dingin dibuatnya.Â
Sekarang juga hal tersebut sebenarnya sudah mulai terjadi dan penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah pandemi Covid-19. Gara-gara si covid ini tiba-tiba saja para PNS (swasta juga) merubah cara kerja dari sehari-harinya di kantor menjadi bekerja dari rumah (Work From Home).Â
Rapat-rapat atau pelatihan yang dulu kerap diadakan (atau diada-adakan?) di hotel mau tidak mau harus diganti menjadi rapat daring. Artinya, apa yang beliau kemukakan kenyataannya sudah terjadi. Secara jelas, beliau menyukai WFH dan inovasi teknologi yang dihasilkan dari pola kerja baru ini.
Namun tahukah Pak Bima kalau WFH ini juga memiliki kerugian ? Saya kasih tahu ya, gara-gara WFH para peserta rapat terpaksa hanya mengikuti dari rumah dan tidak bisa pergi ke hotel. Mereka juga tak dapat uang saku yang kegunaannya antara lain untuk makan minum tapi tak bisa digunakan karena panitia sudah menanggungnya.Â