"Never was so much owed by so many to so few"
Demikianlah sebuah ucapan dari Winston Churchill, sewaktu terjadinya Perang Dunia II. Kata-kata Perdana Menteri Inggris ini ditujukan sebagai apresiasi dan penghormatan yang sangat tinggi terhadap para pilot Royal Air Force (RAF) atau Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang berhasil melunakkan kekuatan Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) dalam pertempuran epik yang dikenal sebagai Pertempuran Britania (Battle of Britain).
Pertempuran Britania berawal dari rencana Diktator Jerman Adolf Hitler yang hendak menginvasi daratan Inggris melalui operasi Singa Laut. Saat itu, militer Jerman yang dikuasai oleh Nazi sedang berada dalam kondisi puncak dan berhasil mencaplok sebagian besar Eropa.
Setelah menaklukkan Perancis, Hitler berniat untuk membuka front Timur guna menaklukkan sekutunya Rusia (kala itu Uni Soviet). Untuk memusatkan kekuatannya maka Hitler menginginkan terjadinya perdamaian dengan Inggris supaya mereka tidak bertempur di dua front.
Meski terpisah dari daratan Eropa, Kepulauan Britania yang menganut politik anti dominasi satu kekuatan di Eropa, memilih untuk terus berperang menghadapi Jerman. Hitler tidak punya pilihan, harus menaklukkan Inggris sebelum mengarahkan serangannya ke Rusia.
Untuk mengamankan posisinya di front Barat maka Inggris harus ditaklukkan dengan operasi pendaratan melalui laut. Namun Angkatan Laut Jerman belum siap melaksanakan operasi disebabkan masih kurangnya jumlah kapal untuk mendaratkan pasukan serta faktor cuaca.
Selain itu, dikhawatirkan Angkatan Udara Inggris akan menyerang armada pendaratan sehingga operasi bisa mengalami kegagalan.
Menghadapi situasi demikian, Hitler memerintahkan Marsekal Hermann Goering untuk melumpuhkan kekuatan udara Inggris. Perhitungan Hitler adalah jika rencana ini berhasil maka Operasi Singa Laut akan dilaksanakan bulan Mei 1940. Namun jika tidak maka invasi akan dilaksanakan bulan September 1941, saat armada laut dibawah pimpinan Laksamana Raeder telah siap.
Namun Hitler menaruh harapan besar karena Luftwaffe memiliki armada yang lebih kuat dari RAF, ditambah lagi kemampuan para pilotnya yang telah melewati banyak medan tempur mulai dari perang saudara di Spanyol hingga penaklukkan Perancis.
Karena letaknya terpisah dari daratan Eropa, maka Inggris belum pernah mengalami serangan dari Jerman termasuk saat terjadinya Perang Dunia I.
Namun demikian, Britania telah mempersiapkan diri dengan membangun garis pertahananan pantai, mempersiapkan rakyat untuk bertempur, mengungsikan wanita dan anak-anak, bahkan menghilangkan rambu-rambu untuk membingungkan Jerman.