Fundamentalisme merupakan upaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar, asas, dan paham agama. Fundamentalisme adalah sebuah gerakan dalam sebuah aliran. paham atau agama yang berupaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar atau asas.Â
Fundamentalisme dan Radikalisme termasuk Jenis yang sama namun berbeda dalam pengertiannya. Fundamentalisme adalah usaha yang dibangun untuk mengubah berbagai kepercayaan yang keliru dan menyimpang, sedangkan radikalisme adalah usaha sekelompok orang yang ingin mencapai tujuannya dengan menghalalkan segala cara baik revolusioner ataupun ekstrimisme.Â
Jika gerakan itu dilakukan dengan menggunakan kekerasan maka gerakan itu disebut  radikalisme. Jika tidak menggunakan kekerasan maka disebut fundamentalisme. Jika gerakan tersebut tidak bisa dimusyawarahkan dan dikompromikan dan terus memperjuangkannya maka disebut fundamentalisme radikal.Â
Fundamentalisme tentunya tidak boleh terjadi lagi dimasa sekarang maupun dimasa yang akan mendatang. Sehingga diperlukan yang namanya pencegahan dan penanaman moral tentang bahaya Fundamentalisme agar tidak terjadi kasus fundamentalisme dimasa yang akan mendatang. Suku, ras, dan agama hampir tidak terhitung jumlahnya didunia ini.Â
Karena itu tidak heran apabila terjadi perselisihan antar suku, ras, dan agama seperti rasisme, radikalisme, fundamentalisme, dan sebagainya. Sehingga diperlukan yang Namanya toleransi antar umat untuk mencegah terjadi rasisme yang dapat memicu fundamentalisme. Fundamentalisme adalah suatu realita dalam perjalanan sejarah pemikiran keagamaan dunia.Â
Penyebutan fundamentalisme pada sesuatu golongan kerap membawa kesan negatif dalam perkembangannya. Era 4.0 atau era revolusi digital adalah penggabungan antara informasi serta teknologi komunikasi ke dalam bidang industri, hal ini telah membawa banyak perubahan diberbagai bidang dan aspek tertentu seperti sebuah proyek yang membutuhkan banyak karyawan, sekarang dapat menggunakan mesin atau teknologi untuk mengurangi masalah kekurangan karyawan.Â
Pada era globalisasi, fundamentalisme lebih cendrung menciptakan adanya suatu kecendrungan dalam pembentukan identitas yang tidak fleksibel.Â
Hal ini disebabkan karena kuatnya pengaruh serta prinsip yang digenggam oleh masyarakat sehingga pengaruh yang datang dari luar dapat dibendung walaupun pengaruh tersebut memiliki keuntungan dan dampak yang baik bagi masyarakat yang memegang paham fundamentalisme itu sendiri.
Pemberian sebanyak mungkin alternatif pemikiran dan wawasan mengenai kenyataan-kenyataan sosial yang akan membuat daya kritis semakin kuat juga akan membuat anak-anak dan remaja memiliki kemampuan memilah informasi dan menghindarkan diri dari para penganjur fundamentalisme dan kebencian. Hanya orang-orang yang tidak kritis dan berpandangan sempit yang rentan menjadi korban para penyebar fundamentalisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H