Hari Rabu tepatnya tanggal 3 oktober, kuliah mendadak jadi masuk siang karena hanya ada dosen jam 2 siang, itu juga dosennya yang mau setelah beliau ikut gladiresih, karena pada hari itu perkuliahan diisi oleh dosen2 PERWIRA AU, berhubung di Halim itu sedang melakukan gladiresih upacara memperingati HUT TNI se-Indonesia, jadi perwira2 yang harusnya mengajar menjadi terhalang oleh tugasnya sebagai anggota TNI. Tidak di pungkiri saya sangat senang kalau menjelang HUT khusus TNI AU maupun seluruh TNI. Mengapa?, Karena di saat seminggu atau 2minggu sebelum hari H acara itu, pasti ada latihan parade pesawat di udara,latihan manuver, dan ada terjun payung juga. Dan pada hari H tentunya sebagai seorang mahasiswa yang di naungi TNI AU biasanya diberi kesempatan untuk menghadiri acara pameran pesawat dan berbagai alutsista di Lanud Halim, karena kampus saya itu benar2 dekat dan 1 komplek dengan lanud tersebut, jadilah kami semua tidak ada kuliah. Hehehe…
oh ya, lanjut lagi ke topik. Di saat saya menunggu jam 2 siang saya memanfaatkan waktu dengan mencuci baju2 kotor saya. Oh ya, saya tinggal dengan nenek saya dengan alasan lebih dekat dengan kampus, kebetulan rumahnya bersebrangan dengan RUNAWAY Lanud Halim PK.
Saat saya pergi ke lantai 1 rumahku dan keluar untuk membeli ditergen, suasan di luar rumah benar2 sepi, dalam hati bergumam “ini komplek sepi banget ya udah kaya hari raya NYEPI aja?”. Setelah ditergen didapat saya bergegas pulang, saat di depan pintu saya menoleh kearah langit, dengan takjub saya memandangi beribu ribu bahkan berjuta- juta bidadari eh bukan ding, melainkan terjun payung dan jumlahnya juga hanya puluhan atau 20lebih nggak sampai berjuta-juta hehehe…
Ya sudah hanya sebatas menyanjung sebentar saya bergegas masuk ke dalam untuk bersiap menggiling daging eh bukan eehm meggiling adonan eh bukan ding tapi saya mau menggiling baju di mesin cuci hehehe. Saat saya mau mengisi tabung mesin cuci itu dengan bertumpuk tumpuk pakaian kotor tiba-tiba saya mendengar deru pesawat yang sangat menggemuruh, dalam fikiran saya psati itu pesawat Hercules tapi kok banyak banget ya? Kira2 ada 4 pesawat Hercules yang lewat secara bergantian. Karena ditergen sudah saya masukkan lalu tinggal saya isi dengan air, berhubung pengisian tersebut lama saya sempatkan untuk ke lantai atas untuk melihat mungkin aja ada penerbang yang sedang latihan manuver dengan elang besi terbangnya itu (pesawat maksudnya).
tiba2 saya mendengar keramaian orang2 di depan rumah bahkan ramai sekali layaknya pasar dan ternyata saat saya tengok dari atas balkon, saya sangat terkejut seraya mengucap “masyaallah kenapa rame banget ya di sepanjang jalan depan rumah,apa salah keluarga ini ya Allah sampai di demo warga?” ternyata saya keGR’an, mereka semua sedang menyaksikan terjun payung yang ternyata terjun payung prajurit (terjun payung untuk perang dan criteria terjun ini tidak menggunakan setir parasut seperti terjun payung kasur yang warna warni itu dan bentuknya seperti ubur2), dan itu ternyata berasal dari pesawat Hercules yang melintas di atas rumahku dengan rendah sekali. Tiba2 pandangan saya menuju ke penerjun yang pertama kali hampir mencapai daratan,anehnya penerjun itu menuju ke rimbunan pepohonan di depan rumahku dan sampai akhirnya masuklah tentara itu ke semak2 rambut keribo si pepohonan itu. Belum juga kaget saya hilang tiba-tiba terdengar Sroooook!!!! Ternyata penerjun ke-2 juga bernasib sama dengan temannya,kemudian disusul dengan penerjun ke-3, ke-4,ke-5 dan ke-6 jadi totalnya 6 penerjun bersarang di pepohonan dengan bergelayutan terikat tali parasut, sedangkan parasutnya nyangkut di ranting2 pepohonan di sana, dengan penuh haru saya berteriak “tenang mas saya akan ambil tangga lipat buat mas semua” lalu saya berlari menuju lantai 1 menuju gudang sekalian mematikan air yang sedang mengisi mesin cuci,untungnya nggak luber tuh air di mesin cuci hahaha…
samapi di gudang saya ambil tangga lipat yang lumayan panjang (itu aja di lipat panjangnya udah buat repot, apalagi nggak di lipet) saat sedang kerepotan mengeluarkan tangga terdengar lagi suara yang sama seperti pertama kali penerjun yang terperosok ke pepohonan. Srrrrrooooook!!!
jadi jumlahnya 7 penerjun naas yang nyangsrang di pohon, sampai di luar saya takjub dengan apa yang telah terjadi “Masya Allah ini kenapa pepohonan banyak penghuninya pada ngegelantung pake seragam loreng2 hijau”gumam saya dalam hati. Sesaat itu juga kebun tersebut menjadi redup sekali karena semua dedaunan tertutup parasut yang besar2. Akhirnya tentara2 yang bernasib jelek dapat turun berkat tangga lipat dan bantuan beberapa warga hehehe…
sambil berjabat tangan dengan salah satu tentara saya ucapkan candaan “yang sabar ya mas(karena tentara2 itu masih muda2 seperti kaka saya maka saya menggunakan sebutan “mas”), tapi itu termasuk karya mas yang canggih loh, selama saya tinggal di sini baru kali ini saya lihat pepohonan parasut…” dengan terbahak2 tentara itu tertawa menanggapi candaan saya dan mereka pamit untuk kembali ke tempat latihan…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H