KASUS KEBOCORAN DATA PENDUDUK INDONESIA DI INTERNET
Kebocoran data penduduk Indonesia Kembali lagi terjadi kemarin. Ada sekitar 105 juta data penduduk Indonesia bocor ke internet, selain itu data tersebut juga di jual beli di suatu forum di internet Postingan soal data yang diklaim berasal dari KPU
Dalam postingan yang diunggah hari ini, Selasa (6/9/2022) itu, mengawali postingannya dengan mencatut logo Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini mengindikasikan bahwa 105 juta data kependudukan yang dijualnya itu kemungkinan besar adalah Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum (DPT Pemilu) yang berasal dari KPU.
Dalam keterangan keterangannya diketahui, data yang dijual tepatnya berjumlah 105.003.428. Data ini bisa dibilang satu paket lengkap karena memuat berbagai informasi sensitif dan lengkap dari warga negara Indonesia.
Mulai dari nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu keluarga (No KK), alamat lengkap, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, bahkan hingga keterangan soal disabilitas.
Apakah data tersebut valid ?
Peneliti keamanan siber independen yang juga seorang bug hunter (pemburu celah keamanan internet), Afif Hidayatullah mengatakan bahwa data yang dibagikan itu valid.
 Kesimpulan ini diambil setelah Afif melakukan pengecekan NIK acak (random) melalui situs Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kota Kediri. Dia lantas mencari sampel NIK yang berasal dari daerah tersebut, untuk bisa dilakukan pengecekan melalui situs web tersebut.
"Saya coba check (secara) random NIK-nya. Salah satunya yang ada di kota Kediri, yaitu 3571************, dan (hasilnya) ya NIK sih valid. Menurut saya, berarti data ini benar data masyarakat kita," kata Afif melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Selasa (6/9/2022).
Meski begitu, Afif belum mengetahui sumber bocoran data 105 juta penduduk milik warga negara Indonesia tersebut. Namun, ia menduga data tersebut berasal dari Daftar Pemilih Tetap Komisi Pemilihan Umum (DPT KPU).
"Kalau sumber, saya belum yakin. Cuma (jika) dilihat dari file sample itu diberi nama 'DPTKPU2M', kalau dipisah (menjadi) DPT KPU. Ini di (pencarian) Google masuknya data pemilihan tetap (DPT). Ini masih dugaan saya," kata Afif.