Mohon tunggu...
Irvan Maulana
Irvan Maulana Mohon Tunggu... -

Biasa di panggil Ivan. Seorang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Program Studi Ilmu Komunikasi tahun 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalimantan Barat, Kaya Tapi Termiskinkan

17 Desember 2014   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:08 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14187800761904927811

[caption id="attachment_341598" align="aligncenter" width="300" caption="corneliscenter.blogspot.com"][/caption]

Permasalahan sosial sudah menjadi hal yang biasa di negara kita, Indonesia. Berbagai masalah yang timbul diantaranya ekonomi, pendidikan, kesempatan mendapatkan pelayanan umum, kesejahteraan sosial, infrastruktur, dll. Dalam bidang infrastruktur, banyak daerah di negara ini yang tidak mendapatkan kesejahteraan secara merata seperti pembangunan jalur transportasi darat yang begitu memprihatinkan. Salah satu daerah yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah di bidang infrastruktur pembangunan jalan raya adalah Provinsi Kalimantan Barat. Infrastruktur jalan raya di Kalimantan Barat sangat memprihatinkan jika di bandingkan dengan provinsi lain di Indonesia dan negara tetangga yaitu Malaysia. Kondisi jalan di berbagai daerah di provinsi ini banyak yang masih tidak tersentuh pembangunan jalan sama sekali. Jalan raya hanya berupa tanah merah yang diambil dari gunung agar dapat memudahkan aktivitas warga. Jalan ini akan sangat berdebu ketika musim panas dan akan berubah menjadi sangat becek seperti bubur dikala musim hujan. Ada juga jalan yang di bangun menggunakan aspal, namun setahun kemudian jalan itu akan kembali hancur. Tak mengherankan jika banyak warga yang terganggu aktivitas kesehariannya dikarenakan infrastruktur yang tidak menyeluruh.

Kekayaan alam di Kalimantan Barat begitu beragam dan memiliki harga jual yang cukup tinggi seperti, kelapa sawit, karet, lidah buaya, nanas, jeruk, dll. Banyak warga yang memilih untuk menjadi seorang petani karena peluang yang dimiliki masih luas. Namun kehidupan petani tidak dapat berjalan dengan baik saat mereka akan menjual hasil bumi mereka untuk di ekspor keluar. Mereka terhalang oleh sulitnya meraih pasar untuk menjual hasil kerja keras mereka karena kondisi jalan yang tidak memadai, waktu yang sangat lama, dan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan harga beli di pasar tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Akibatnya hasil tani mereka rusak sebelum sempat untuk dijual dan harga jual yang rendah. Kegiatan ekonomi masyarakat Kalimantan Barat banyak terhalang dikarenakan hal tersebut.

Selain itu, harga sembilan bahan pokok (sembako) dan keperluan lainnya juga sangat jauh berbeda dengan harga sembako di pulau jawa. Untuk harga sembako dan pakaian sendiri bisa dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan harga sembako di pulau jawa. Sulitnya medan jalan yang dilalui menyebabkan barang kebutuhan hidup membutuhkan waktu yang lama untuk dapat tersebar secara merata dan mengakibatkan harga menjadi jauh berbeda saat dijual di pasar. Namun masyarakat Kalimantan Barat tidak pernah mempermasalahkan terlalu panjang mengenai harga kebutuhan hidup mereka. Bagi mereka, selama barang yang mereka butuhkan masih bisa untuk dicari dan didapatkan, berapa pun harga yang dijual di pasar pasti mereka beli.

Pemandangan yang berbeda tentunya akan terlihat jika kita melihat ke daerah pulau jawa. Disana banyak terdapat gedung mewah yang bertingkat, cahaya lampu yang menerangi di setiap jalan raya pada malam hari. Kehidupan serba ada membuat mereka kurang bersyukur dengan nikmat dari Tuhan yang telah mereka dapatkan. Padahal jika mereka dapat memandang lebih jauh, masih banyak keluarga mereka yang hidup dengan segala kesederhanaan di daerah Kalimantan Barat, terutama di daerah pedalaman dan perbatasan dengan negara Malaysia yang masih jauh dari jangkauan masyarakat luar.

Ketidak berdayaan masyarakat Kalimantan Barat terutama di daerah perbatasan membuat mereka untuk lebih memilih untuk menjadi warga negara Malaysia dan bekerja disana dengan penghasilan yang lebih banyak di bandingkan dengan bekerja di negara sendiri. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang tetap mempertahankan kewarganegaraan aslinya dan memilih untuk tetap tinggal dan menjadi warga negara Indonesia karena kecintaannya kepada tanah air.

Catatan untuk pemerintah, pembangunan seharusnya dapat dilakukan secara merata di seluruh daerah di Indonesia tanpa ada potongan apapun dari para petinggi negara yang membuat kebijakan. Gunakanlah anggaran dengan baik dan jujur dan pembangunan wilayah di Indonesia ke arah yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan, agar setiap masyarakat dapat merasakan perhatian yang sama dari pihak pemerintah tanpa ada yang merasa di anak tiri-kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun