Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cerita di Balik Suskesnya Mixue, Si Es Krim Viral dari China

30 Desember 2022   16:19 Diperbarui: 30 Desember 2022   20:41 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu gerai Mixue | Sumber gambar: kumparan.com

Beberapa hari terakhir, kata "Mixue" masuk dalam jajaran top trending media sosial. Mixue, merupakan brand es krim "soft serve" asal China yang sedang viral dan sangat menjamur di Indonesia.

Gerai es krim dengan logo Mixue itu sukses digandrungi pencinta es krim murah di Indonesia. 

Karakter di logo Mixue yang bernama Snow King itu bergambar boneka salju, mengenakan jubah merah, menambah daya tarik produk es krim ini.

Selain es krim sebagai core business-nya, Mixue juga memiliki produk pelengkap berupa aneka minuman menyegarkan lainnya. Lantas, kenapa Mixue bisa begitu viral?

Kejayaan es krim Mixue berawal dari bisnis seorang pemuda bernama Zhang Hongchao pada tahun 1999, setelah pada tahun 1997 ia menjual es serut.

Berawal dari sebuah toko kecil di Distrik Zhengzhou, Provinsi Henan, bisnis Hongchao ini mengalami perkembangan pesat hingga tersebar ke berbagai negara. Setelah lebih dari satu dekade, Mixue pun berhasil membangun rantai pasok sendiri.

Kini waralaba Mixue tak hanya di China, Mixue bahkan memiliki gerai hingga negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Singapura, Malaysia, hingga Indonesia.

Mixue Cihampelas Walk, Bandung menjadi gerai pertamanya di Indonesia yang berdiri pada tahun 2020. Dan kini Mixue sudah memiliki 317 gerai di seluruh Indonesia, 22.276 gerai di seluruh dunia, dan terus bertambah hingga 30.000 gerai di penghujung 2022 ini.

Jumlah gerai yang kian banyak, maka tak heran es krim menjadi sangat viral di Indonesia. Bahkan tak sedikit warganet yang berkelakar bahwa Mixue hadir di setiap tikungan, di setiap sudut kota, bahkan di setiap bangunan kosong. 

Selain itu, harganya terbilang murah jika dibandingkan dengan es krim "soft serve" lainya. Itulah ciri khas produk China, meskipun low cost production, namun tetap bersaing secara kualitas.

Melihat produk-produk yang telah lebih dulu viral, biasanya sebuah brand akan mengalami stagnasi di fase tertentu. Terlebih es krim yang selalu berubah setiap terjadi tren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun