Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Magang: Membuka Peluang Bukan Ajang Eksploitasi

30 Oktober 2021   09:48 Diperbarui: 31 Oktober 2021   14:41 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak karyawan yang tiba-tiba terpaksa menganggur karena pandemi dan meningkatnya tekanan beban keuangan perusahaan terutama untuk usaha kecil dan menengah, maka cara alternatif bertahan di tengah pandemi mutlak diperlukan.

Perusahaan akan sekuat tenaga mengurangi biaya-biaya yang dianggap tidak penting dan memberatkan neraca keuangan, termasuk mengurangi biaya dari program magang(Internship). Di lain sisi, banyak orang ingin mendapatkan peluang kerja meski harus menempuh jalur magang. 

Terlihat bahwa ada titik kristis antara permintaan dan penawaran dunia magang saat ini, sehingga perlu kebijakan yang saling menguntungkan.

Beberapa bisnis menganggap magang semacam kegiatan dan aktivitas amal, dengan asumsi bahwa pengalaman itu mahal. Mendapatkan pengalaman yang mahal dan berharga sering dianggap salah satu bentuk upah tersembunyi yang sering diterima peserta magang, sehingga perusahaan abai membayarkan gaji/upah dengan layak.

Memang diakui, peserta magang adalah pihak yang paling membutuhkan kesempatan magang di instansi tertentu, baik dengan alasan voluntary maupun mandatory. Namun, hal ini jangan dijadikan kesempatan emas atau legitimasi untuk mengeksploitasi ketakberdayaan mereka.

Tentu kekhawatiran seperti itu belum tentu terjadi dan untuk memulai dengan pola pikir negatif seperti itu kemungkinan besar akan menjadi estimasi yang terbukti dengan sendirinya. 

Ritme kerja di setiap perusahaan sangat beragam tergantung pada klasifikasi sektor masing-masing, adakalnya peserta magang tidak memiliki pilihan, memang harus ikut terjun ke medan kerja yang berat dan keras.

Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga magang harus adil dan sesuai dengan SOP di masing-masing institusi.

 Artinya, di saat institusi kekurangan tenaga kerja, peserta magang jangan dijadikan objek eksploitasi dengan membebankan tugas-tugas di luar kapasitas mereka.

Magang seperti ini akan melahirkan orang-orang yang bisa ditugaskan ke pekerjaan yang paling kasar dan dieksploitasi sebagai tenaga kerja gratis.

Jangan terjebak sebagai perusahaan yang suka menawarkan masa percobaan dan tidak membayar setelah waktunya habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun