Beliau mengatakan untuk menjadi manusia yang paling bermanfaat, terkadang seseorang sering mengukurnya dengan posisi tinggi yang sedang dia jalani. Banyak yang berasumsi bahwa semakin tinggi jabatan maka akan semakin besar manfaat yang diberikan. Ada benarnya, namun tidak menjadi tolak ukur mutlak dalam rangka menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Niat yang tulus bisa memotivasi seorang pejabat untuk terjun ke percaturan RT/RW setempat. Niat yang tulus serta kerja yang professional membuat seorang Ketua RT begitu dicintai oleh warganya, maka tak heran jika seorang Ketua RT atau Ketua RW bisa menjabat hingga belasan bahkan puluhan tahun.
Beliau menjelaskan bahwa panjangnya masa jabatan seorang Ketua RT/RW terkadang disebabkan tak tersedianya sosok pengganti yang bersedia dan loyal seperti incumbent. Meskipun dengan integritas seadanya, sosok incumbent akan tetap dielu-elukan jika semua warga skeptis dan tak ingin merepotkan diri sendiri dan keluarga dalam mengurus warga sekitar.
Idelanya, setiap kelompok rukun warga dan rukun tetangga harus memiliki kader-kader muda untuk regenerasi perangkat RT/RW lama diganti dengan perangkat yang baru. Masalah yang timbul adalah banyaknya calon RT/RW yang kompenten, tetapi mereka masih gengsi menerima jabatan tersebut dan kompensasi yang diterima juga tak sebanding dengan atribut-atribut kehormatan yang melekat pada diri, sehingga ekspektasi kaum terpelajar biasanya harus diupah dengan layak.
Sebenarnya, masih banyak kisah pejabat dan keluarganya bersedia masuk dalam kepengurusan RT/RW yang belum terekspos media. Salah satunya, suami Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang menjabat sebagai Ketua RW. Fenomena seperti ini seharusnya menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk tak pilih-pilih peran dalam membangun bangsa.
Masuknya kalangan yang berintergritas dalam kepengurusan RT/RW menjadi sebuah asa dalam menciptakan kepengurusan yang berpihak pada rakyat kecil. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, peran perangkat RT/RW yang berintegritas dan anti-korupsi sangatlah penting dalam membantu warga yang terkena dampak pandemi. Tentu saja kita tidak menginginkan warga yang semakin kesulitan hanya karena perangkat RT/RW yang tak peka dan tak memiliki empati pada warganya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI