Mohon tunggu...
Irvan Kurniawan
Irvan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk perubahan

Pemabuk Kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo yang 'Jebak' Jokowi atau Sebaliknya?

17 Oktober 2023   08:26 Diperbarui: 17 Oktober 2023   08:31 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu pertanyaan yang masih tersisa dan menjadi tanda tanya public.  Mengapa banyak relawan Jokowi yang malah mendukung Prabowo?  Bukankah Jokowi adalah kader utama PDIP yang seharusnya tegak lurus dengan Megawati? Ya, PDIP-lah yang mengantarkan Jokowi menjadi wali kota Solo, Gubernur DKI dan menjadi presiden selama 2 periode.

Jika memang Jokowi tegak lurus dengan Mega, maka seharusnya relawan Jokowi juga tegak lurus mendukung Ganjar Pranowo, bukan Prabowo Subianto.

Namun relawan yang mengaku tegak lurus dengan Jokowi ini, malah ramai-ramai mendukung Prabowo. Ada apa di balik ini?

Saya sendiri awalnya terjebak dalam pemikiran bahwa Jokowi sepertinya akan mengkhianati PDIP sebagai rumah yang melahirkannya menjadi pemimpin. Namun pada akhirnya, saya menemukan sebuah strategi yang diam-diam sedang dimainkan Jokowi. 

Jadi begini, sejak Prabowo masuk ke dalam kabinet menjadi Menteri pertahanan, ia banyak mengubah strategi politiknya dari yang sebelumnya frontal menjadi sangat lembek. Dari yang sebelumnya kritis menjadi sangat loyal.

Sikap itu terus dia pertahankan sampai membentuk opini public bahwa seorang Prabowo sudah banyak berubah. Ia dicitrakan memiliki kesamaan visi dan misi dengan Jokowi. Meskipun dari cara dia berbicara dan berinteraksi dengan rakyat, masih sangat berbeda jauh dengan kepribadian Jokowi.

Demi membangun persepsi tersebut, mau  tidak mau ia harus dekat dan merangkul relawan Jokowi yang menjadi simpul utama politik Jokowi selain partai, sejak awal menjadi presiden. Berbagai cara ia lakukan demi menggaet hati para relawan termasuk janji-janji politik jika dirinya berkuasa.

Para relawan yang memang berada di detik- detik akhir jataban Jokowi ini, mulai kebingungan, ke mana langkah mereka selanjutnya. Jokowi sendiri sudah secara tegas menyatakan tidak bersedia untuk menjabat lagi dalam wacana tiga periode. Relawan makin galau, kemana mereka akan berlabuh.

Prabowo yang sudah masuk ke dalam lingkaran kekuasaan, peka membaca situasi ini. Satu per satu  ia dekati relawan dan memberikan mereka janji politik. Nah, para relawan inilah yang kemudian menjadi corong Prabowo untuk mempengaruhi Jokowi.

Meski demikian, Jokowi bukanlah politisi planga-plongo yang mudah terpengaruh. Dari menjadi wali kota Solo hingga menjadi presiden, ia sudah banyak membaca manuver dan karakter para actor politik. Jokowi tahu kemana arah dari semua manuver politik. Untuk itulah ia berulang kali menegaskan jangan grasa grusu, ojo kesusu. Hal ini juga ia tegaskan di depan ribuan relawan Projo yang sudah mendeklarasikan dukungan ke Prabowo tanpa kehadiran Jokowi.

Oh ya, ada sesuatu yang menarik di balik delkarasi Projo ke Prabowo, minggu 15 Oktober kemarin. Rakernas tersebut seharusnya berlangsung selama dua hari, tapi justru berakhir dalam waktu 3 jam saja.

Kabarnya, relawan projo yang diketuai Budi Arie sudah melapor ke Prabowo bahwa delkarasi bakal dihadiri Presiden Jokowi dan Gibran.

Lha pas acara, ternyata situasinya berubah. Gibran memang datang tapi cuma salam-salaman dengan para ketum koalisi Indonesia maju, lalu pergi gak balik-balik. Kayaknya mas Gibran pamit ke kamar kecil lalu kabur pulang.

Jokowi juga sempat membuka Rakernas. Ia bilang, jangan tekan-tekan saya untuk menentukan pilihan, yang dipilih tidak ada di sini, lalu pukul gong, eh jokowi kabur juga.

Melihat situasi ini, banyak hadirin yang kemudian ikutan meninggalkan lokasi, bahkan kabarnya sampai dipanggil-panggil sama mc.

Biar gak malu,  Budi Arie kemudian mengajak relawan yang tersisa disusul beberapa ketum partai ke kediaman Prabowo di Kertanegara. Di sana mereka melakukan deklarasi sendiri, sepi bahkan tergambar jelas wajah murung  dari beberapa ketum partai.

Acara deklarasi yang awalnya heboh berubah menjadi sepi.

Kalau memang cerita ini benar, saya mulai mengerti mengapa para ketua partai yang tergabung dalam KIM terlihat murung dan tidak bersemangat.

Tapi yang jelas, Jokowi bukanlah politisi kaleng-kaleng yang mudah dipermainkan. Diam-diam Jokowi juga punya strategi dibalik sikap pembiarannya terhadap relawan yang mendukung Prabowo. Bagi Jokowi, ketika banyak organ relawan yang mendekat ke Prabowo, justru Prabowolah yang masuk ke dalam jebakannya.

Jokowi mau agar barisan pendukung maupun orang dalam tim pemenangan Prabowo diisi oleh orang-orang nasionalis, bukan radikal agamais seperti sebelumnya. Dengan demikian, situasi pemilu 2024 tidak sepanas yang terjadi pada pemilu sebelumnya. Jokowi ingin menjaga suasana politik yang damai, di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Jangan sampai politik menjadi chaos dan dimanfaatkan asing untuk menghancurkan Persatuan bangsa.

Jadi sampai di sini jelas ya, Prabowo ingin memanfaatkan relawan untuk kekuasaan, sementara Jokowi memakai relawan untuk menjaga persatuan.

Lalu, bagaimana selanjutnya? Jika memang dua kubu besar baik kubu ganjar dan Prabowo sudah diisi orang-orang nasionalis, maka pertarungan pilpres 2024, akan menjadi pertarungan gagasan, bukan arena pelampiasan kebencian apalagi mengatasnamakan agama, suku dan ras.

Sampai di sini, saya salut dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi sadar bahwa kekuasaan itu ibarat pisau yang jika dipegang oleh juru masak, akan menghasilkan hidangan yang lezat, tapi jika dipakai oleh bandit, maka akan melahirkan pembantaian dan permusuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun