Ada satu momen menarik saat Ganjar Pranowo berkunjung ke Papua pada Oktober 2021 lalu. Selain memberikan dukungan kepada atlet PON asal Jawa Tengah, Ganjar juga mengisi waktu kosongnya untuk mengunjungi berbagai komunitas pemuda di Papua.
Salah satu yang disasar Ganjar adalah Perkumpulan Shine of Black, sebuah grup music yang lagi naik daun dengan single mereka: Jang Ganggu.
Tak tanggung-tanggung, sampai tulisan ini dibuat, penonton lagu tersebut sudah mencapai 58 juta. Sebuah prestasi yang layak diapresiasi bagi perkumpulan anak muda Shine of Black.
Kembali ke Ganjar, Meski baru berkenalan, Gubernur Jawa Tengah itu tampak akrab  dengan 16 personil Shine of Black. Suasana perjumpaan mereka tampak santai namun bermakna. Mereka pun bernyanyi bersama diremang temaram lampu malam. Sementara Ganjar sesekali bergoyang diiringi lagu Jang Gangggu yang dinyanyikan langsung para personil Shine of Black.
Di sudut tempat lain di Indonesia, keakraban Ganjar dan personil Shine of Black ini bagai pedang menusuk dada. Mereka adalah rival politik yang  terganggu dengan kiprah Ganjar menggoyang Papua.
Yah, malkumlah ini kan zaman transisi menuju pergantian presiden di tahun 2024. Bagi lawan politik Ganjar, kedekatan beliau bersama Shine of Black adalah gejalah politik yang berbahaya. Bahkan, Ganjar dituduh melakukan pencitraan sejak dini dengan memperalat anak Papua.
Musuh politik Ganjar memang banyak akhir-akhir ini. Patroli politiknya ke penjuru tanah air membikin kepala pusing lawan politik. Aroma rivalitas itu mulai tercium pertama-tama dari internal PDIP. Pasalnya, di sana ada Puan Maharani, ketua DPR RI sekaligus putri mahkota ketum Megawati Soekarno Putri. Puan juga sedang digadang untuk menjadi capres di pemilu 2024 nanti.
Namun sayangnya, meski menyandang jabatan ketua DPR RI, elektabilitas Mba Puan sepertinya berjalan di tempat. Pada survei Kompas Oktober 2021 ini, ia bahkan  tidak masuk dalam jajaran 10 besar eletabilitas teratas. Skor yang diperoleh Puan bahkan di bawah 1 persen.  Padahal, jika dilihat dari posisinya, Puan seharusnya lebih tinggi dari Ganjar karena sedang memangku orang nomor 1 di parlemen. Apalagi posisinya di PDIP cukup mentereng dengan memangku jabatan Ketua Bidang Politik dan Keamanan, ditambah mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia.
Sedangkan Ganjar hanyalah anggota biasa. Ia bahkan tidak menempati jabatan dalam jajaran pengurus inti PDIP. Kiprahnya pun terbatas di daerah Jawa Tengah.
Meski demikian, publik memang tak terbuai dengan embel-embel jabatan semata. Publik sudah cerdas untuk melihat mana yang memang sungguh bekerja demi rakyat dan mana yang hanya memamerkan aksesoris jabatan untuk mendulang dukungan suara.