Pandemi COVID-19 menyebabkan krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menghambat tujuan banyak negara, termasuk Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunannya. Dilansir dari World Bank Organization, Indonesia mengalami kenaikan tingkat kemiskinan dari 9,78% menjadi 10,19% atau dari 26,42 juta menjadi 27,55 juta penduduk di Indonesia.Â
Kemiskinan belum memiliki solusi yang efektif ditambah lagi kesenjangan sosial yang ada di negeri ini, dimana beberapa individu memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dibanding individu yang lainnya.Â
Ketidakmerataan yang terjadi di negara kita dapat teratasi dengan rencana aksi global Sustainable Development Goals (SDGs). Selain mengatasi ketidakmerataan, SDGs juga bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup.
      Pada 25 September 2015 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, para pemimpin negara resmi mengesahkan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan ini sebagai kesepakatan pembangunan global.Â
SDGs memiliki 17 tujuan dan 169 sasaran yang bertujuan untuk mensejahterakan dunia dan diharapkan akan berhasil pada akhir tahun 2030 atau untuk 15 tahun sejak 2016 sampai 2030 guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
      Pemerintah, sektor swasta, Civil Society Organization (CSO), akademisi dan sebagainya turut dilibatkan pada rancangan SDGs tidak seperti sebelumnya yang bernama Millenium Development Goals (MDGs).
SDGs memiliki prinsip utama yaitu Leave No One Behind atau tidak meninggalkan satu orangpun. Apabila kita amati, prinsip ini mengandung arti semua yang terlibat harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh ada yang tertinggal atau yang berarti menjunjung keadilan.
      Bagaimana dengan mahasiswa di Indonesia? Mahasiswa dapat dan memiliki peran yang amat krusial bagi perwujudan SDGs. Mahasiswa harus berpegang teguh pada Tri Dharma perguruan tinggi yang telah ditanamkan pada setiap mahasiswa di Indonesia.
Tri Dharma perguruan tinggi mewajibkan mahasiswa untuk menjalani pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa memiliki kewajiban peran sebagai agent of change, guardian of value, iron stock dan social control.Â
Mahasiswa juga dapat berperan dengan mengajar rakyat yang tidak tersentuh oleh pendidikan, menghemat energi serta berinovasi yang memberi manfaat untuk bangsa dan negara bahkan dunia agar dapat mewujudkan SDGs.
      SDGs merupakan kabar gembira apabila dapat terwujud dan mahasiswa memiliki peran didalamnya. Tidak hanya pemerintah dan mahasiswa yang memiliki peran, tetapi semua bangsa dan rakyatnya dapat memiliki andil dalam mewujudkan tujuan mulia yang disepakati dunia ini.