Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Debat Pilkada, Kandidat Sibuk Mencari Keburukan Lawan daripada Menawarkan Program Kerja

3 Mei 2018   21:43 Diperbarui: 3 Mei 2018   22:00 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa pekan kedepan kita akan disuguhi dengan program debat para calon kandidat kepala daerah yang di tayangkan oleh beberapa stasiun televisi tanah air baik secara langsung maupun siaran tunda.

Beberapa debat awal antar calon kepala daerah yang akan bertarung dalam pilkada yang akan diselenggarakan beberapa minggu kedepan, sudah selesai dilaksanakan dan seluruh masyarakat telah menyaksikan program tersebut serta sudah memberikan penilaian terhadap masing-masing pasangan calon yang mengikuti pilkada 2018 untuk daerah masing-masing.

Walaupun tidak semua program debat dapat disaksikan secara langsung melalui media televisi, informasi tentang pelaksanaan debat tetap dapat diperoleh melalui media sosial dan juga media cetak seperti surat kabar dan lainnya.

Melalui beberapa debat pasangan calon yang sudah kita saksikan beberapa minggu terakhir, mungkin kita suah mempunyai kesimpulan sementara tentang program-progam yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat, kredibitlitas yang mereka tunjukkan, respon mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan panelis dan juga sesama paslon serta bagaimana cara mereka menyikapi segala permasalahan yang dihadapi oleh daerah dan juga bangsa kita.

Semua paslon berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik selama debat berlangsung dan juga ketika masing-masing paslon  diberikan waktu untuk mempresentasikan program kerja yang sudah mereka susun. Momen tersebut mereka maksimalkan karena merupakan salah satu momen yang didapatkan oleh para kandidat untuk menunjukkan kebolehan mereka menjadi seorang pemimpin serta mendapatkan simpati dari seluruh masyarakat khususnya yang menyaksikan acara tersebut dari media televisi.

Namun, sangat disayangkan karena kebanyakan dari pasangan calon yang mengikuti progam debat masih saja lebih banyak mencari-cari keburukan pasangan calon lain dari pada mempresentasikan program kerja yang sudah ia dan tim nya susun dengan baik. 

Nuansa saling serang antar personal masih saja terlihat jelas dalam pelaksanaan debat kandidat dibeberapa daerah. Seharusnya para calon mencoba untuk mengangkat permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh daerah dimana dia sedang mencalonkan diri, kemudian dari sekumpulan permasalahan yang ia sampaikan diberikan analisis sederhana dan dari sana muncullah beberapa solusi yang ditawarkan yang sekaligus menjadi program kerja serta target yang akan mereka capai jika mereka diberikan kepercayaan untuk mempimpin daerah tersebut.

Selain itu para paslon yang bersaing juga seogianya menyampaikan beberapa potensi sumber daya alam yang masih bisa dioptimalkan yang selama ini belum dikelola dengan baik oleh pemerintah yang sedang menjabat, dan masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan untuk menggugah masyarakat serta mendapatkan simpati mereka.

Nuansa debat yang sering mengarah kepada saling ungkit kebobrokan sesama paslon memang masih saja menghiasi panggung debat antar paslon di Negara kita. Momen debat yang seharusnya dapat dimaksimalkan dengan baik untuk mengenalkan program-program kerja yang sudah disiapkan sering justru dihabiskan dengan debat antar paslon yang saling menyerang satu sama lain dengan konteks yang sudah diluar tema. Sehingga seringkali para penonton hanya dipertontonkan tentang sepak terjang dan pengalaman hidup masing-masing paslon, tanpa mengupas lebih dalam tentang program kerja yang mereka tawarkan.

Semoga para calon dapat lebih dewasa dalam menghadapi setiap momen yang diberikan,karena debat hanyalah bagian yang sangat kecil dibanding ketika mereka sudah terpilih menjadi pemimpin suatu daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun