Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Kebiasaan Memposting Teman/Keluarga yang Meninggal Dunia ke Media Sosial

19 April 2018   11:14 Diperbarui: 19 April 2018   11:27 5490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi pemandangan biasa ketika banyak pengguna media sosial memposting foto atau dokumentasi rekan,saudara dan keluarga mereka yang meninggal dunia ke jejaring media sosial pribadi yang notabene adalah untuk publik dan seraya menuliskan untaian kalimat turut berbelasungkawa ataupun doa yang dipanjatkan kepada almarhum/almarhumah yang ada pada foto tersebut.

Beberapa dari pengguna media sosial bahkan memposting foto yang meninggal dunia tersebut dengan penampakan yang kurang pantas dilihat oleh ruang publik seperti wajah yang meninggal sudah rusak akibat kecelakaan, atau jenazah dengan sebahagian dari bagian tubuhnya sudah tidak lengkap serta kondisi lainnya. Tapi sepertinya oknum yang mengupload merasa hal itu biasa saja dan dengan seenaknya mengunggah ke media sosialnya.

Namun yang menjadi perhatian adalah apakah semua pengguna media sosial khususnya yang berteman dengan oknum yang mengupload foto/video tersebut nyaman dengan postingan itu? Kita bisa memberikan jawaban masing masing tentang hal ini karena kita juga sering disuguhi hal-hal seperti itu dilaman pribadi kita . Sekalipun postingan seperti ini mengundang pro dan kontra, tapi sepertinya membutuhkan pertimbangan khusus untuk diposting atau tidak, karena banyak pihak sebenarnya merasa kurang nyaman ketika kita mengshare foto-foto yang sifatnya pribadi namun tidak diungkapkan karena pertimbangan pertemanan atau lainnya.

Sekalipun kita adalah keluarga, teman bahkan sahabat dekat orang yang sudah meninggal dunia, secara manusia saya pikir kita harus berpikir ulang untuk memposting foto saat mereka meninggal dunia apalagi akondisinya cukup memprihatinkan (missal korban kecelakaan, pembunuhan, dll). Berbeda halnya ketika yang kita posting dimedia sosial adalah foto ketika mereka masih hidup sehingga hal itu lebih kepada mengingatkan kita dan beberapa teman-teman nya tentang momen/memori saat Bersama. Hal ini akan jauh berbeda dibandingkan foto ataupun dokumentasi yang kita posting adalah kondisi saat mereka sudah meninggal dunia.

Postingan seperti ini juga sepertinya kurang tepat dimuat di ruang publik yang penggunanya hampir disemua usia. Banyak pengguna media sosial saat ini tidak hanya usia remaja sampai dewasa tetapi banyak sekali dari kalangan pelajar dan anak dibawah umur. Sehingga ini mungkin menjadi salah satu perhatian bagi kita khususnya pengguna agar lebih bijak dalam memposting imformasi ataupun foto yang bersifat khusus karena pertimbangan latar belakang usia pengguna yang bervariasi.

Berkat media sosial saat ini, setiap orang memungkinkan untuk terhubung dengan Internet dan dapat menyiarkan informasi apa saja dalam bentuk teks, foto maupun video kapan dan dimana saja. Apalagi setiap telepon genggam yang digunakan oleh pengguna hampir keseluruhan sudah terhubung ke internet dan sudah dipasangkan beberapa aplikasi didalamnya dan beberapa dari aplikasi itu adalah media sosial. Namun inilah menjadi tantangan bagi kita sebagai pengguna yang mengikuti perkembangan teknologi agar lebih bijaksana dan dituntut kedewasaan dalam penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari hari.

Termasuk postingan tentang gambar atau video dukacita seperti yang dibahas diatas yang seharusnya merupakan konsumsi pribadi seharusnya kita juga lebih selektif dalam hal-hal ini. Apalagi yang akan kita posting bukanlah keluarga kandung kita sendiri yang seharusnya kita mendapatkan ijin dulu sebelum mendokumentasikan apalagi memposting. Jika dokumentasi untuk keperluan sendiri mungkin bisa dimaklumi, namun jika untuk dimuat di media sosial maka kita harus lebih selektif lagi tentang hal itu.

Semoga kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial khususnya untuk psoting hal-hal yang sifatnya tidak umum dan sensitif.

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun