Mohon tunggu...
Irvan D
Irvan D Mohon Tunggu... -

Hanya orang biasa-biasa saja yang sedang belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan Orang Awam yang Menjalani Puasa...

29 Agustus 2011   06:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan Ramadhan dan memasuki bulan Syawal. Ucapan selamat dan doa mulai bermunculandi mana-mana , lewat SMS, FB, BBM, email, telpon maupun bertatap muka langsung.

Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Pada bulan tersebut kita melakukan jihad yang besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu. Pada bulan tersebut kita juga menjalani pelatihan agar dapat berempati pada saudara-saudara kita yang miskin dengan ikut merasakan lapar dan dahaga.

Perang dan pelatihan itu tidak ringan. Oleh karena itu tentu kita berharap apa yang kita jalani itu tidak sia-sia. Kita mengharapkan diakhir Ramadhan kita akan kembali ke fitrah dan mendapat kemenangan, yang tercermin dari kalimat yang sering kita ucapkan di idul fitri, yaitu “Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin”.

Namun yang perlu diingat adalah perang melawan hawa nafsu tidak berhenti setelah Ramadhan. Buat apa kita menang perang di bulan Ramadhan sementara pada 11 bulan lainnya kita keok?

Pelatihan bisa dikatakan berhasil apabila kita bisa menjadi lebih baik setelah menjalaninya dan bukan hanya sekedar menjalaninya. Jangan sampai apa yang kita dapat selama pelatihan hilang tanpa bekas setelah lulus.

Sia-sia rasanya bila kita menahan hawa nafsu di bulan Ramadhan bila setelah itu masih suka mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Sia-sia rasanya menjaga mulut dan telinga kita di bulan Ramadhan bila setelah itu kita kembali pada kebiasaan bergosip. Sia-sia rasanya menahan lapar dan dahaga di bulan Ramadhan bila masih tidak peduli pada saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Wallahualam..

Semoga kita kembali ke fitrah dan diberi kekuatan untuk menjaga “ke-fitrah-an” itu.

Semoga kita bisa menang dan diberi kekuatan untuk menjaga kemenangan itu.

Taqabalallahu minnaa wa minkum

Mohon maaf lahir dan batin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun