Mohon tunggu...
Irvan Andrianto
Irvan Andrianto Mohon Tunggu... -

irvanandrianto.blogspot.com\r\ncuma orang biasa yg ingin menyampaikan pendapat...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata Jokowi Tidak Istimewa

15 Januari 2015   21:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:04 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hiruk pikuk mengenai calon Kapolri dewasa ini sudah mulai mengusik para pendukung Jokowi, bagaimanapun juga terpilihnya Jokowi sebagai presiden adalah representasi masyarakat atas keinginan adanya pembaharuan dalam politik dan kepemimpinan Indonesia.  Dimana figur2 yang bersih dan kompeten di harapkan dapat muncul dan tampil sebagai pemimpin masa depan negeri ini.

pemilihan Jokowi atas pembantu2nya, baik itu menteri maupun untuk posisi2 strategis lainnya ternyata tidak bisa lepas dari politik "titip orang" yang sudah biasa terjadi di negeri ini.  awalnya saya berfikir bahwa hal itu di lakukan oleh Jokowi untuk memantapkan dan memuluskan program kerjanya.  dengan kata lain "biarin deh siapa aja yang kerja, yang penting ikutin cara saya kerja" dan hal itu lakukan sebagai salah satu bargain politik yang biasa terjadi.

Namun sampai dengan terpilihnya BG sebagai kapolri tentu sangat mengecewakan, bagaimana kita mau memberantas korupsi yang merupakan musuh nomor satu di negeri ini, kalau senjata yang di pakai merupakan bagian dari musuh tersebut.  Mungkin kita harus menggunakan azas praduga tak bersalah. tapi apakah juga berarti kita  mengabaikan fakta yang ada.  apakah seseorang yg  belum terbukti  akan membunuh Jokowi lalu dia mau mengangkatnya sebagai orang terdekatnya, padahal ada indikasi ke arah itu?.

Mungkin Jokowi memang tidak istimewa, dia hanyalah pemimpin biasa seperti kebanyakan yang ada di negeri ini.  hanya kebetulan dia muncul dari bawah bukan politikus senior sehingga menimbulkan harapan yang terlalu besar akan memberikan perubahan.  Dan dalam prakteknya ternyata masih jauh dari harapan. the wind of change ternyata belum berhembus dan kita masih harus menunggu.

Salam perubahan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun