Di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi komunikasi semakin berkembang, media sosial memiliki peranan yang sangat besar bagi masyarakat untuk menunjang kegiatan komunikasi sehari-hari. Perkembangan teknologi tidak hanya pada sektor komunikasi, dunia hiburan seperti game online pun cukup digemari oleh banyak kalangan khususnya remaja dan anak-anak. Aktivitas bermain game online memang cukup mengasyikkan, dengan bermain game online rasa penat dari rutinitas sehari-hari bisa diatasi.Â
Pada era Industri 4.0 saat ini game online tidak hanya sebagai sarana hiburan semata, tetapi sudah beralih menjadi ladang ekonomi yang cukup menguntungkan. Dilansir dari Telkomsel.com game yang paling banyak dimainkan di Indonesia saat ini adalah Free Fire, Mobile Legends, PUBG Mobile, Genshin Impact, Stumble Guys, Call of Duty Mobile, Arena of Valor (AoV), Clash of Clans, Rise of Kingdoms, FIFA Mobile yang sebagian telah masuk ke E-sports (electronic sport), yaitu dunia kompetitif dalam bermain game atau bisa dikatakan sebagai perlombaan. E-sports telah menjadi fenomena global yang semakin berkembang dan populer selama beberapa tahun terakhir. E-sport juga dapat berdampak positif pada industri kreatif, seperti film, animasi, desain, hingga streamer game.Â
Streamer game  adalah sebuah profesi yang cukup menjanjikan di era digital ini. Kemunculan  game online dan E-sport menjadi ladang bisnis bagi mereka yang kreatif dalam menarik audiens dengan keterampilan bermain game online dan sifat khas yang dibawakan. Streamer game tanah air yang sedang naik daun seperti Windah Basudara, Lutfi Halimawan, Jonathan Liandi, dll secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan pengaruh pada penontonnya yang rata-rata adalah remaja dan anak-anak. Pengaruh yang mereka berikan, seperti menirukan gaya sang idola dan menggunakan jargon-jargon unik mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam mencari cuannya streamer game mengandalkan donasi, endorsement dan adsens dari platform yang mereka gunakan. Namun dalam kenyataannya endorsement yang masuk tidak selalu produk legal, seperti topik yang cukup hangat belakangan ini sosok youtuber bernama Ferry Irwandi mengangkat isu promosi  judi online lewat perantara donasi dan endorsement streamer game. Hubungan antara streamer gaming dengan judi online saat ini sudah cukup ramai diperbincangkan, sedangkan pada tahun 2020-2021 menurutnya orang-orang didorong untuk cepat kaya secara instan dan akhirnya tergiur dengan judi online.Â
Cara kerja promosi yang dilakukan oleh situs terlarang tersebut adalah dengan memberikan uang kepada streamer lewat donasi yang diberikan, kemudian sebagai rasa terimakasih para streamer memberikan garansi kepada penontonnya bahwa situs tersebut terbukti selalu membawa keuntungan atau jackpot. Sebagaian penonton yang mayoritas merupakan remaja dan anak-anak, banyak yang tergiur dengan promosi tersebut dan akhirnya terjerumus kedalam lingkaran perjudian.Â
Fenomena promosi judi online ini tentunya menjadi masalah untuk perekonomian dan generasi mendatang, karena perputaran uang akibat judi online cukup besar, hal itu yang membuat daya beli masyarakat menurun karena semestinya uang berputar ke masyarakat dengan jual beli yang sehat, sedangkan  saat ini masyarakat lebih mempercayakan uang mereka untuk didepositkan ke situs ilegal tersebut. Saat ini terdapat 27,1 juta masyarakat Indonesia bermain judi online, dan didalamnya termasuk remaja dan anak-anak.
Melegalkan judi seperti yang terjadi pada era VOC atau pada masa Ali Sadikin menjadi gubernur DKI Jakarta, juga bukan solusi yang tepat. Masalahnya bukan sekadar ekonomi akan tetapi konstruksi sosial bisa hancur, Â ini merupakan masalah edukasi meliputi edukasi sosial dan edukasi sekolah. Tindakan soft selling atau promosi dengan sengaja atau tidak sengaja mereka lakukan tersebut tersebar di seluruh sosial media. Masih belum diketahui apakah hal tersebut sengaja dilakukan atau tidak.Â
Menurut data Global Games Market Report 2021, Indonesia menempati posisi 17 pasar game terbesar dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Data ini diperkuat di Indonesia E-sports Industry Outlook 2021, menurut data dari Evos E-sports (salah satu tim esports terbesar di Indonesia) dari total 274,5 juta gamers di Asia Tenggara, Indonesia berkontribusi sekitar 43% terhadap jumlah total tersebut. Selain itu Indonesia juga menyumbang pendapatan terbesar senilai USD 2,08 miliar atau sekitar Rp 30 triliun.
Tingginya jumlah gamers dan jumlah pendapatan ini menjadi indikasi bahwa industri E-sports memiliki potensi yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia, dan salah satu elemen utama untuk membesarkan E-sport di indonesia adalah para streamer game. Oleh karena itu sangat diperlukan peran dari beberapa pihak seperti Kominfo yang harus terus mengawasi siaran yang berpotensi menimbulkan kesesatan bagi penonton. Peran dari keluarga juga tidak kalah penting dilakukan untuk menjadi fondasi utama karakter anak agar tidak mudah terpengaruh arus informasi yang begitu cepat.
Untuk itu ada beberapa tips agar tidak terlalu terpengaruh oleh arus komunikasi yang sangat cepat yaitu sebaga berikut:
Pilih Konten yang Mendidik atau Menghibur: