Mohon tunggu...
Irva Nafilah
Irva Nafilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswi yang menyukai olahraga dan streaming konten-konten menarik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Sentra Produksi Batu Bata Merah di Desa Cepagan Warungasem

15 November 2023   10:24 Diperbarui: 15 November 2023   10:33 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

Pekalongan- Sebuah gubuk besar (leo) beratapkan jerami tanpa dinding ini menjadi tempat bagi Suharto (40) untuk memproduksi batu bata merah di Desa Cepagan, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. 

Berdiri sejak tahun 1993, produksi batu bata ini telah melakukan banyak pembaruan dalam proses pembuatannya. Menariknya istilah nomaden yang menjadi ciri khas pembuatan batu bata, kini beralih di satu tempat (sentra) saja, "dulu caranya berpindah-pindah tempat, dimana ada gundukan tanah liat dan sumber air yang terjangkau maka langsung diolah di lokasi. Namun, untuk mengefektifkan waktu dan tenaga caranya pun diubah dimana bahan-bahanya didatangkan dari daerah tertentu" ujar Suharto. Metode ini lebih efektif, karena kualitas bahannya diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan banjirnya permintaan masyarakat. 

Batu bata merah menjadi salah satu bahan material yang salah satu unsurnya berasal dari tanah liat. Uniknya, tanah liat yang digunakan bukan dari lokasi pembuatan, melainkan didatangkan dari wilayah pegunungan salah satunya dari Talun. Tanah liat, air dan gabah (sekam) diolah hingga menjadi adonan siap cetak. Adonan tersebut lalu dicetak dengan alat yang berbentuk persegi panjang dan terbuat dari kayu berlapis kaca. Proses selanjutnya yakni penjemuran batu batu yang berlangsung hingga 2-3 hari tergantung panasnya terik matahari. Setelah itu, batu bata dikelir (disusun) untuk memaksimalkan proses pengeringan.

Proses terakhir dalam pembuatan batu bata yakni proses pembakaran. Setelah mengering, batu bata dipindahkan ke tungku pembakaran atau leo. Menariknya dari proses ini, batu bata tidak disusun layaknya piramida tetapi disusun mendatar. Agar pembakaran lebih merata bagian bawah diberi ruang untuk kayu bakar dan rongga rongga sebagai fentilasi apinya. Proses pembakaran ini memakan waktu 2 hingga 3 hari dengan pengawasan penuh oleh pengrajinnya. 

Kualitas batu bata merah ini sudah tidak diragukan lagi. Sebab,dari proses pembuatan hingga pembakaran memakan waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan produk batu bata yang bagus dan kokoh. Untuk harga pasarannya 800-1000 rupiah pe batu bata. Harga tersebut belum dapat dikatakan sebagai harga tetap karena menyesuaikan harga bahan batu bata yang selalu naik turun. Untuk pemesanan sendiri disini menyanggupi dengan dua metode yakni bisa memesan mentahannya (tidak dibakar) dan bisa memesan matang (sudah dibakar).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun