Â
Ini merupakan tulisan ke dua , saya memang orang yang masih ingusan namun saat di perhatikan kemajuan Indonesia kok jalan di tempat , kata siapa sejahtera ? Toh masih banyak kesenjangan sosial.
Makanan kami adalah beras , bukan gandum ataupun plastik . Lahan sumber beras kami habis dengan bangunan pabrik asing pak .
Saya gak mau bahas jauh-jauh , di tempat saya saja Cianjur hampir 20% an lahan sawah habis dengan bangunan pabrik orang asing pada umumnya , padahal sumber pangan kami adalah penghasil beras bisa cukup untuk se kabupaten.
Sekarang lahan sudah habis , pabrik baru besar-besar sahamnya milik siapa ? Orang asing . Yang kerjanya siapa ? Kita sendiri selaku peribumi. Keuntungan besar buat siapa ? Buat mereka komplotan asing penguras tenaga rakyat . Gaji kami sedikit tennga di kuras , kalian sudah punya perusahaan baru kami baru punya rumah itupun ngontrak.
Gaji kami habis pak buat beli makanan yang tiap edisinya naik terus. Wilayah kami penuh dengan asap pabrik . Kami menderita mereka tepuk tangan...
Sekarang makan kami banyak mie instan , kandungan gizinya apakah betul bagus buat tubuh kami ?.
Bahan baku makanan kami dari gandum , kita gak bisa nanam gandum hanya mengandalkan impor . Perusahaan yang mengelola siapa ? Orang asing , yang kerja ? Ya kita. Belum lagi yang lainnya penguasaan sumber daya habis di kuras mereka . Pakaian kami juga buatan merk mereka , sepatu dan lainnya . Yang kerja ya kita juga....
Sekarang beras mahal , susah , bukan karena tidak mampu dan kemarau panjang tapi lahan kita penuh dengan pabrik asing.
Ini realita di kampung kami , belum lagi Karawang lahan pertanian di babad habis dengan pabrik .Â
Sekarang Indonesia gawat beras , ya sudah wajar karena lahan sawahnya habis . Yang tersisia gunung-gunung tinggi lantas gak bisa di tanami padi.