Mohon tunggu...
Irull
Irull Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya memiliki minat di bidang fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Tanda dalam Puisi Rumah Cinta Karya Joko Pinurbo dengan Pendekatan Semiotik

17 Juni 2023   15:29 Diperbarui: 17 Juni 2023   15:48 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Di dalam puisi, terdapat suatu aspek tanda-tanda yang ditandai sebagai ekspresi dari penyair. Pendekatan semiotik merupakan pendekatan dengan mengkaji karya sastra berdasarkan tanda- tandanya. Dengan pendekatan semiotik, maka akan memperjelas makna yang selama ini menjadi tanda-tanda dalam ekspresi penyair. Pemaknaan tanda-tanda di dalam puisi tentu tidaklah mudah. Karena dibutuhkan pemahaman setiap teks yang ingin disampaikan oleh penyair di dalam puisinya.

Menurut Barthes memahami tanda adalah upaya memahami hubungan antara petanda dan penanda dalam sifatnya arbitrer. Pierce menyebutkan unsur-unsur dalam pendekatan semiotik terdiri dari ikon, simbol, dan indeks1. Menurut Pradopo ikon memiliki pengertian sebagai tanda yang memperlihatkan adanya hubungan yang sifatnya alamiah di antara penanda dan juga petandanya. Selanjutnya menurut Pradopo simbol merupakan tanda yang memperlihatkan secara jelas tidak ada hubungan alamiah diantara penanda dan juga petandanya. Selanjutnya menurut Pradopo, indeks merupakan tanda yang memperlihatkan hubungan bersifat kausal (sebab-akibat) di antara penanda dan juga petandanya.

Dalam teori semiotik, tanda merupakan cara penyair untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Menurut Aminuddin pengetahuan tentang semiotik memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra merupakan fenomena komunikasi yang berkaitan dengan penulis, karya sastra sebagai sistem tanda dan pembaca. Kedua, karya sastra merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem lambing yang memiliki struktur. 

Ketiga, karya sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksi pembaca sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya3. Sebagai contoh penerapan kajian teori semiotik, penulis akan menganalisis sistem tanda yang terdapat pada puisi “Rumah Cinta” karya Joko Pinurbo. Penerapan kajian semiotik tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Contoh Puisi “Rumah Cinta” karya Joko Pinurbo Rumah Cinta 

Aku datang ke dalam engkau, 

ke rumah rantau yang melindap

di antara dua bukit 

di mana senja mengerjap-ngerjap 

dalam kerlap biru langit.

Ada sejoli celana berkibar-kibar 

di balik jendela:

 Hai, kami sedang belajar bahagia.

 Ada buku masih terbuka di atas meja 

dan ada ayat rahasia: 

Miskin mungkin bencana,

tapi kaya juga cuma karunia. 

Aku pulang ke dalam engkau,

 ke rumah singgah yang terlindung

 di antara dua kubah 

di mana ia datang berkerudungkan bulan,

 merapikan tubuh yang berantakan 

dan berkata: Supaya tidurmu makin sederhana.

Pada puisi “Rumah Cinta” karya Joko Pinurbo terdapat unsur-unsur semiotik berupa ikon, indeks, dan symbol. Ikon di dalam puisi tersebut, terdapat pada kutipan“Dalam kerlap biru langit”. Pada kata “biru” dalam kutipan tersebut merupakan ikon semiotik. 

Ikon kata “biru” bermakna untuk menandakan warna dari kata “Langit” sebagai petanda. Selanjutnya, ikon di dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “Ada sejoli celana berkibar-kibar”. Pada kata “sejoli” menjadi ikon semiotik di dalam kutipan tersebut yang menandakan sepasang dari kata “celana”. Selanjutnya, ikon di dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “Ada buku masih terbuka di atas meja”. Pada kata “terbuka” menjadi ikon semiotik di dalam kutipan tersebut yang menandakan keadaan dari kata “buku”. 

Adapun simbol yang terdapat di dalam puisi “Rumah Cinta” karya Joko Pinurbo. Unsur simbol semiotik di dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “ke rumah rantau yang melindap”. Pada kata “melindap” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Simbol kata “melindap” dapat bermakna meredup atau kurang cahaya. Selanjutnya, simbol dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “dalam kerlap biru langit”. Pada kata “kerlap” dalam kutipan tersebut merupakan unsur simbol semiotik. Simbol kata “kerlap” memiliki makna kilauan dari warna biru langit.

Selanjutnya, simbol semiotik di dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “Hai, kami sedang belajar bahagia”. Pada kata “bahagia” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Simbol kata “bahagia” dapat bermakna perasaan atau keadaan senang. Selanjutnya, simbol semiotik dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “dan ada ayat rahasia”. Pada kata “rahasia” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Simbol kata “rahasia” dapat bermakna sesuatu yang tersembunyi. 

Selanjutnya, simbol semiotik dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “Miskin mungkin bencana”. Pada kata “miskin” dalam kutipan tersebut merupakan unsur simbol semiotik. Simbol kata “miskin” memiliki makna kekurangan harta. Selanjutnya, simbol semiotik dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “tapi kaya juga cuma karunia”. Pada kata “kaya” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Simbol kata “kaya” dapat bermakna mempunyai banyak harta. Selanjutnya, simbol semiotik yang terdapat pada puisi tersebut terdapat pada kutipan “ ke rumah singgah yang terlindung”. 

Pada kata “terlindung” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Simbol kata “terlindung” dapat bermakna sesuatu yang tertutup dan aman. Selanjutnya, simbol semiotik dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “di mana ia datang berkerudungkan bulan”. Pada kata “bulan” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Simbol kata “bulan” memiliki rmakna sesuatu yang bersinar saat gelap atau malam hari. Selanjutnya, simbol semiotik dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “dan berkata: Supaya tidurmu makin sederhana”. Pada kata “sederhana” dalam kutipan tersebut merupakan simbol semiotik. Kata simbol “sederhana” dapat bermakna sesuatu yang tidak berlebih-lebihan. 

Adapun indeks yang terdapat di dalam puisi “Rumah Cinta” karya Joko Pinurbo. Indeks di dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “ke rumah rantau yang melindap”. Kata “Rantau” dalam kutipan tersebut merupakan unsur indeks semiotik. Kata indeks “Rantau” memiliki makna sesuatu yang jauh dari kawasan atau diluar kampung halaman. 

Selanjutnya, indeks dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “di mana senja mengerjap-ngerjap”. Pada kata “mengerjap-ngerjap” dalam kutipan tersebut merupakan unsur indeks semiotik. Kata indeks “mengerjap-ngerjap” memiliki makna mengedip-ngedipkan. Selanjutnya, indeks dalam puisi tersebut terdapat pada kutipan “merapikan tubuh yang berantakan”. Pada kata “berantakan” merupakan unsur indeks semiotik. Kata indeks “berantakan” memiliki makna sesuatu yang berserakan atau tidak terpelihara dengan baik. 

Dengan demikian, puisi “Rumah Cinta” karya Joko Pinurbo terdapat banyak unsur-unsur tanda semiotik. Terdapat unsur ikon, simbol, dan indeks di dalam puisi tersebut. Unsur ikon terdapat pada kata “biru” yang menggambarkan warna langit, kata “sejoli” yang menandakan sepasang celana, dan kata “terbuka” yang menujukan keadaan dari buku. Selanjutnya, unsur simbol terdapat pada kata “melindap” yang menandakan redupnya cahaya, kata “bahagia” yang menggambarkan perasaan senang dan tentram, kata “rahasia” yang menggambarkan sesuatu tersembunyi, dan lainnya. 

Unsur indeks yang terdapat pada kata “rantau” yang bermakna sesuatu yang jauh dari kampung halaman, kata “mengerjap-ngerjap” yang menggambarkan mengedip-ngedip, dan kata “berantakan” memandakan pada keadaan yang berserakan dan tidak terpelihara. Dengan pendekatan semiotik, kita dapat mengetahui makna tanda-tanda dari karya sastra. Pendekatan semiotik dapat mempermudahkan kita dalam memahami makna tanda-tanda di dalam karya sastra dan memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun