Bisa dipastikan, di dunia ini tak ada yang sifatnya stagnan. Begitu halnya dengan manusia juga mengalami perubahan Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingÂan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus. Hal ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peruÂbahan. Dari yang mulanya bertempat tinggal di dalam goa, kini menjadi bertempat tinggal di dalam sebuah bangunan yang indah (rumah). Dalam perubahannya tersebut, tentu saja juga dibarengi dengan perubahan pola pikir dari konvensional menuju modern.
Hal yang sama juga berlaku pada kondisi yang ada di Jakarta. jika kita perhatikan dengan seksama, jakarta menampakan perubahan yang begitu drastis dari tahun ke tahun. Bahkan semasa Ahok menjabat sebagai Gubernur, beberapa wilayah Jakarta mulai menampakan wajahnya yang begitu elok. Misalnya saja Kalijoda dan Sungai Ciliwung.
Kita semua mengetahui sebelum berubah menjadi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti saat ini, dulu Kalijodo adalah tempat lokalisasi. Selain sebagai tempat lokalisasi, kawasan ini juga terkenal sebagai kawasan yang padat penduduk, kumuh dan terkenal dengan tindak premanisme.
Kemudian pada Senin, 29 Februari 2016 Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok melakukan revitalisasi. Pada mulanya niatnya untuk melakukan revitalisasi mendapat pertentangan dari masyarakat dan dianggap penggusuran tersebut tidak manusiawi. Akan tetapi semua tuduhan tersebut kemudian terbukti tidak benar. Karena jika kita lihat, kondisi Kalijodo saat ini ternyata berubah menjadi sebuah kawasan yang sangat menyenangkan dan ramah lingkungan. Berbagai fasilitas umum pun disediakan, seperti lapangan futsal, skatepark, BMX park, Gedung Serbaguna, Monumen dan lain sebagainya.
SUNGAI CILIWUNG
Tak berbeda jauh dengan Kalijodo, niat Ahok melakukan normalisasi Sungai Ciliwung pada awalnya juga mendapat pertentangan dari masyarakat. Namun lagi-lagi keinginan Ahok tersebut mendapat respon positif dari masyarakat setelah mereka mengetahui bahwa dampak normalisasi Sungai Ciliwung sangat mereka rasakan. Sampah yang dulunya berserakan, sekarang sudah tidak tampak lagi. Bahkan saat ini air Kali Ciliwung bisa dikonsumsi untuk air minum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H