Mohon tunggu...
Munirul Ichwan
Munirul Ichwan Mohon Tunggu... Insinyur - Karyawan sebuah PLTU

Pembelajar yang tak kunjung pandai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyum Tangis, Mu...

14 Maret 2013   03:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:49 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ratusan buku pengetahuan, memberiku gambaran yang samar tentang dunia

Namun, isak tangismu telah memperlihatkan secara terang, apa itu kehidupan kepadaku

Begitu magis, seperti kumpulan cemara yang menjulang di Arcapada

Begitu indah dan imajinatif, seperti perpustakaan megah di tangah kota

Macetnya jalanan Surabaya yang membosankan

Tiba-tiba pudar, melebur jadi satu dalam senyum getir yang kau paksakan

Kesedihan itu tidak bisa ditutupi

Ah…

Harus kusebut apa dirimu ini

Seorang plegmatis-melankolis sepertiku kah,

Atau nabi utusan Tuhan, yang ingin mengajarkan rahasia lewat tetesan airmata?

Kau katakan aku ini maniak politik, juga filsafat

Tapi tahukah

Machiavelli yang licin, atau bahkan Socrates si bijak pun, akan terlihat seperti anak TK yang ingin menjelaskan dunia

Jika dibandingkan dengan senyum dan tangismu yang mampu menjelaskan segalanya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun