Saya hanya seorang anak petani dari golongan "Bawah". Anak petani yg dibesarkan diantara lumpur dan pematang sawah, yang tidak terlalu paham apa itu politik dan embel-embelnya.
Bapak, Ibu dan Saudara yang terhormat, bolehkah saya mengadu pada kalian, lebih tepatnya meminta pertolongan. Tolong ajari pada saya, bukan tentang berbagai ilmu politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Cukup ajari bagaimana caranya, agar bapak bisa mendapatkan sekarung PUPUK UREA..
Kasihan bapak, diusia yg sudah senja, pontang panting dengan sepeda tua mencari si cantik PUPUK UREA, bukan satu truk atau puso. Cukuplah satu karung pupuk urea.
Bosan sy melihat janji bapak-bapak bersafari di televisi, yg dengan berwibawa mengatakan "kami memiliki cukup stok PUPUK UREA". Ah entahlah, yang jelas, setiap pupuk itu datang bermobil-mobil langsung raib entah kemana,
Lihatlah Bapak bersafari, lihatlah padi di sawah kami yang kurus kering, taukah bapak bahwa padi itu adalah harapan kami 3 bulan kedepan. Lah... Kenapa saya melantur mbleber kemana-mana
baiklah kembali ke tujuan awal saya. Tolonglah Bapak, Ibu dan Saudara yang budiman, ajari saya agar bapak bisa memperoleh satu karung "PUPUK UREAnya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H