Mohon tunggu...
Iruekkawa Elisa
Iruekkawa Elisa Mohon Tunggu... Freelancer - Lulusan Psikologi

Seorang perempuan yang memiliki banyak aktivitas. Diantarannya seorang yang suka berkebun, microstocker, konten kreator youtube Iruekkawa Elisa, penulis buku, penulis artikel SEO lepas, bisa baca numerologi, Pokok e sak senengku, yang penting aku bahagia dan menikmati.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Lingkungan Dari Limbah Domestik: Kelola Sampah Demi Passion Berkebun! Ini Keuntungannya

31 Januari 2024   22:08 Diperbarui: 31 Januari 2024   22:10 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

sumber gambar : Dokumen pribadi
sumber gambar : Dokumen pribadi
Siapa yang sangka, dari pengolahan sampah dan pemanfaatan plastik dan karung bekas untuk media bertanam bisa menjadi swasembada pangan untuk keluarga saya sendiri, dan tetangga kanan kiri – mereka bisa tinggal petik sayur di kebun. Tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, jika dari langkah kecil, yaitu kesadaran diri dan sedikit kreatif memuliakan sampah. Pada akhirnya, mereka (sampah/kompos/tanaman) pun pada akhirnya memulaikan saya dengan memberikan hasil tanaman yang subur, dan memberikan saya income dari hasil jualan tanaman. 

Bahkan, dari aktivitas menjaga lingkungan dari limbah domestic skala kecil ini yang mendorong saya untuk sharing ke kanal youtube saya. Dan lagi-lagi saya mendapatkan pemasukan dari sana. Tidak pernah saya bayangkan, jika berawal dari rasa keprihatinan, rasa kepedulian terhadap lingkungan terkecil saya, mampu memberikan dampak yang luar biasa untuk saya sendiri. Baik keuntungan secara finansial, ketentraman, merasa lebih bermanfaat untuk circle terkecil saya. Dan saya juga merasa lebih Bahagia – baru-baru ini ternyata berkebun dapat menjadi terapi bagi orang stress. Berkebun juga dapat menciptakan rasa Bahagia. 

Mungkin, ketika orang-orng di luar sana binggung hendak membuang sampah. Bahkan ada Sebagian orang yang harus bangun pagi menanti petugas sampah datang. Sementara, saya pagi hari bisa santai berkebun, atau sekedar mengecek tanaman sambil menikmati udara pagi yang menyejukan. Mungkin, ada beberapa orang harus membayar jasa untuk mengambil sampah. Saya memilih untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang saya hasilkan menjadi kompos atau membuat sesuatu yang baru.

Karena bagi saya, sampah yang saya hasilkan adalah tanggungjawab saya sendiri. Saya meyakini bahwa, sampah yang sering dianggap hina, akan tetap menjadi lebih bermakna jika kita bisa memberdayakannya. Karena masalah sampah memang tidak akan pernah tamat jika kita masih saling menuntut, mengatur dan menyalahkan satu sama lain. (Iruekkawa Elisa) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun