Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air New Zealand Membantah "Pangeran Cadangan"

16 Januari 2023   10:20 Diperbarui: 2 Februari 2023   10:39 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memoar Pangeran Harry, "Spare", dijual di toko buku di Inggris. (Sumber: Matt Cardy/Getty Images) 

“Kami tidak pernah memiliki penerbangan antara Meksiko dan United Kingdom. Dan, kami hanya memiliki Business Premier,” kata seorang jurubicara Air NZ, kepada New Zealand Herald.

Mengherankan juga bagaimana cek fakta ternyata menjadi sesuatu yang tertinggal untuk dilakukan. Menurut The Mirror, proses pembuatan buku itu memakan waktu selama dua tahun. Mestinya banyak waktu untuk melakukan fact check.

Lagipula, kalau menurut banyak publikasi, hubungan Meghan Markle dengan ayahnya itu sama sekali tak harmonis. Jadi, menurut mereka, untuk apa Pangeran Harry dan istrinya repot-repot menerbangkan Thomas Markle untuk menyelamatkan diri dari kontroversi? Entahlah.

Saya juga sudah melakukan pengecekan sekilas di situs resmi Air NZ. Mencoba mencari penerbangan dari Meksiko ke London, langsung, tanpa transit. Meksiko sama sekali tak muncul dalam daftar tiket yang tersedia. Semoga saya tak salah. Tapi, kalau pihak Air NZ sudah menyatakan memang tak ada flight dari Meksiko ke Inggris, ya berarti memang tak ada.

Akan tetapi, ada satu hal yang membuat orang-orang Selandia Baru sedikit sumringah. Harry menyatakan di buku itu, bahwa ketika mereka undur diri dari tugas sebagai senior member kerajaan Inggris, mereka sempat mempertimbangkan untuk tinggal di Selandia Baru.

“Bagaimana kalau kami bisa menghabiskan waktu di suatu tempat yang jauh, minimal selama beberapa saat tiap tahun, di luar jangkauan pers? Pertanyaannya adalah…di mana? Saat itu, kami bicara tentang Selandia Baru,” kata Harry.

Entahlah kejadian sebenarnya. Apakah memang Selandia Baru pernah menjadi pertimbangan untuk tempat tinggal mereka, meski hanya sejenak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun