Dengan ending yang menarik dan menurut saya adalah cliffhanger, semestinya 1899 pantas dilanjutkan ke season 2. Ternyata, tidak demikian. Berita soal penghentian serial bergenre sci-fi itu muncul pagi ini di Indonesia.
Dibuat terpukau melalui delapan episode pada season 1, 1899 mengisahkan sebuah kapal uap bernama Kerberos yang membawa imigran Eropa dari berbagai bangsa, benar-benar berbagai bangsa dan serial ini menampilkan banyak karakter dengan bahasa mereka masing-masing, yang ingin memperbaiki hidup di New York. Mereka berangkat dari Southampton, Inggris pada 1899, seperti judulnya.
Ada satu hal. Karena mereka berbicara dengan berbagai bahasa, menjadikan serial ini serial multilingual, kalimat yang paling sering diucapkan oleh berbagai karakter di dalamnya adalah: “Saya tidak tahu kamu bicara apa.”
Karena saya tidak mau dibingungkan dengan berbagai bahasa yang muncul, maka saya memilih untuk nonton tanpa suara. Saya hanya membaca English subtitle-nya. Aman.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah kapal uap itu sungguh ada? Untuk menghormati semua yang belum nonton serial ini, saya tak akan mengungkap apa pun soal kapal uap itu dan kejadian yang menimpa para penumpang.
Empat tahun sebelum Kerberos mulai melakukan perjalanan ke New York, ada kapal lain yang menghilang di rute yang sama dengan Kerberos. Setelah menerima pesan dari kapal yang hilang itu, para kru dan penumpang Kerberos lantas memutuskan untuk mendatangi kapal itu, meski banyak juga yang lebih suka melanjutkan perjalanan ke Amerika.
Dan, pada saat itulah misteri dimulai.
Adegan memuncak hingga episode terakhir yang merupakan jawaban dari semuanya. Terus terang, rasanya seperti orang gila setelah menyaksikan 1899. Ternyata semuanya tak lain dan tak bukan adalah ulah dari teknologi modern.
Serial 1899 adalah hasil kreasi Jantje Friese dan Baran bo Odar, yang keduanya juga membuat serial Dark. Keduanya juga bertindak selaku penulis, sementara bo Odar juga menjadi sutradara.
Film seri ini dibintangi oleh Emily Beecham, Aneurin Barnard, Andreas Pietschmann, dan Miguel Bernardeau, ditambah dengan Jose Pimentao, Isabella Wei, Gabby Wong, Yann Gael, Mathilde Ollivier, Jonas Bloquet, Rosalie Craig, Maciej Musial, Clara Rosager, Lucas Lynggaard Tonnesen, Maria Erwolter, Alexandre Willaume, Tino Mewes, Isaak Dentlet, Fflyn Edwards, dan Anton Lesser.