Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dimulai di Al Khor, Qatar Menantang Dunia

18 November 2022   11:34 Diperbarui: 19 November 2022   01:00 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Al Bayt di Al Khor dengan pemandangan rumput hijau, tempat laga pertama Piala Dunia 2022 digelar. (KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images)

Ketika para suporter datang ke Al Khor - sebuah kota yang berjarak sekitar 50 km dari ibu kota Qatar, Doha - untuk menyaksikan laga perdana Piala Dunia 2022, antara Qatar dan Ekuador pada 20 November 2022, pemandangan pertama yang tampak adalah sebuah tenda raksasa melingkupi sebuah stadion bernama Al Bayt.

Atap berbentuk tenda di stadion berkapasitas 60.000 penonton itu mengambil inspirasi dari tenda kaum Badawi atau Badui, yang merupakan suku pengembara di Jazirah Arab. Mereka selalu berpindah tempat dan tinggal di tenda-tenda.

Bagian luar stadion tak kalah indah dengan stadion itu sendiri. Ada sebuah danau di mana bebek-bebek berenang dengan suka cita di air yang dingin, lapangan rumput yang hijau. Beda dengan kaum Badawi yang mendirikan tendanya di tengah padang pasir, maka di sekeliling Stadion Al Bayt tak tampak yang namanya pasir.

Stadion ini sudah menerima sertifikat sebagai stadion yang ramah lingkungan dan penggunaan energi yang efisien.

Itulah cara Qatar menantang dunia, dan menantang diri sendiri, dengan menggelar Piala Dunia 2022, sebanyak apapun kontroversi yang melingkupi gelaran sepak bola termegah sejagat itu.

Qatar sudah diberi hak untuk menyelenggarakannya, sejak diberi mandat oleh FIFA pada Desember 2010. Dan, sejak itu mereka dengan sepenuh hati bersiap diri.

Selain Al Bayt, Qatar telah bersiap dengan tujuh stadion lain yang juga tak kalah indah. Delapan stadion mewah yang terletak di lima kota telah siap untuk menjadi panggung perhelatan. Salah satu kota adalah kota baru, Lusail. Empat kota lainnya adalah Doha, ibu kota Qatar, lalu Al Khor, Al Rayyan, dan Al Wakrah.

Tentu saja, Qatar mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Pada 2011, Doha News menyatakan Qatar akan membutuhkan biaya 220 miliar dolar AS, dalam rupiah menjadi lebih dari 3.400 triliun. Agar bisa membayangkan sebanyak apa uang itu, maka pikirkan Ibu Kota Nusantara yang tengah dibangun di Kalimantan Timur.

Menurut Kompas Online, per November 2022, biaya untuk membangun IKN adalah 58 triliun rupiah. Jadi, jika biaya Piala Dunia di Qatar dipakai untuk membangun IKN, maka Indonesia akan memiliki setidaknya 60 IKN.

Sekarang, menurut berita yang dilansir di AOL, biaya Piala Dunia 2022 ternyata lebih banyak, yaitu 229 miliar dolar AS. Berarti akan lebih banyak IKN yang bisa dibangun.

Empat tahun lalu, sebagai perbandingan, pada Piala Dunia 2018, Rusia hanya butuh biaya sebanyak 11,6 miliar dolar AS.

Tapi, bukan hanya anggaran yang maha banyak yang membuat Piala Dunia di Qatar menjadi beda dibanding Piala Dunia sebelumya dalam 92 tahun sejarah turnamen akbar itu.

Ini adalah Piala Dunia pertama yang digelar di Timur Tengah. Yang pertama juga yang digelar di luar musim panas. Perubahan jadwal itu mendisrupsi banyak liga-liga domestik, terutama di Eropa. Namun, perubahan itu dibutuhkan untuk menghidari cuaca padang pasir yang bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celsius pada Juli dan Agustus.

Pertama kalinya Piala Dunia digelar di sebuah negara Muslim yang konservatif, yang menghadirkan banyak tantangan. Piala Dunia dikenal memiliki atmosfer pesta yang gaduh dan dilengkapi juga konsumsi minuman beralkohol dan di Qatar, alkohol adalah minuman yang diharamkan.

Bagusnya, Piala Dunia kali ini tidak membutuhkan perjalanan jauh antarkota. Pada Piala Dunia sebelumnya, turnamen digelar di banyak kota yang membutuhkan transportasi kereta api atau bahkan pesawat terbang, seperti yang terjadi di Brasil dan Rusia, untuk pindah dari kota ke kota.

Di Qatar, sebuah negara kecil, semua delapan stadion yang dipakai berada dalam radius 50-an km, dengan Doha sebagai pusat kegiatan.

Dan, karena tidak ada sejarah sepak bola profesional yang ada di Qatar dan negeri itu belum pernah menggelar turnamen sebesar Piala Dunia, maka semua infrakstruktur harus dibangun dari nol. 

Tujuh stadion bercita rasa seni tinggi dibangun, sebagian besar adalah stadion outdoor dengan pendingin udara dan ventilasi di bawah setiap kursi.

Hotel-hotel, fasilitas latihan, jalan raya, sistem kereta api metro, dan renovasi besar bandar udara juga dibangun. Meski banyak hotel baru yang didirikan, kemungkinan tak akan cukup untuk menampung 1,2 juta pengunjung. 

Jumlah itu kira-kira setengah dari jumlah penduduk Qatar. Sehingga, hotel terapung berupa kapal wisata didatangkan dari Italia. 

Panitia juga menyediakan tenda-tenda dan trailer-trailer untuk diinapi oleh tamu. Selain itu, Qatar juga mengizinkan penduduk lokal untuk mempersiapkan rumahnya untuk suporter yang mencari penginapan.

Statistik penginapan yang disiapkan oleh Qatar, di luar hotel-hotel tambahan yang baru dibuka November 2022. (Sumber: BBC Online)
Statistik penginapan yang disiapkan oleh Qatar, di luar hotel-hotel tambahan yang baru dibuka November 2022. (Sumber: BBC Online)

Semua usaha dilakukan untuk meletakkan Qatar di peta sepak bola dunia. Proyeksi penonton yang menyaksikan melalui televisi adalah 5 miliar orang, itu sudah lebih dari separuh penduduk dunia yang kini berjumlah 8 miliar.

Qatar berharap Piala Dunia 2022 akan mengubah pandangan dunia tentang negara mereka, bahwa dunia akan memandang Qatar sebagai sebuah negara yang ultra-modern dan mampu menggelar sebuah turnamen sekelas Piala Dunia.

Target lain adalah Qatar ingin menjadikan negaranya menjadi destinasi wisata pada 2030, seperti halnya negara tetangga, Uni Emirat Arab, yang mengandalkan Dubai. Qatar memiliki lima kota sebagai modal untuk dijadikan target wisata dunia: Doha, Lusail, Al Khor, Al Rayyan, dan Al Wakrah.

Dan, misi Qatar untuk menantang dunia, mengubah pandangan dunia tentang mereka, dilakukan pada tahun ini, dimulai dari Stadion Al Bayt, di kota Al Khor, mulai 20 November hingga 18 Desember 2022.

Bismillahirrahmanirrahim...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun