Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tampaknya Sepele, tapi Menyisir Rambut Itu Penting

9 September 2022   07:04 Diperbarui: 9 September 2022   07:08 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa lama Anda tahan untuk tidak menyisir rambut? Saya punya rekor pribadi. Sekira satu bulan lamanya saya tak menyisir rambut. Ketika itu, rambut saya sudah lumayan panjang, panjang untuk ukuran saya yang biasanya tidak lebih dari bahu panjangnya.

Saat itu, rambut saya sudah melebihi bahu, sedikit lagi mencapai punggung. Nanggung gitulah. Jadi, kebiasaan saya adalah mengikat rambut saya, dijadikan cepol sebiji, mirip-mirip gaya Gareth Bale atau Zlatan Ibrahimovic, tidak di atas kepala sih letak ikatannya, lebih ke bawah. Bahkan ketika bepergian pun saya mengikat rambut saya seperti itu. Lumayanlah, bisa untuk cantelan tali sambungan masker. Jadinya, daun telinga saya tidak pegal.

Biasanya, setelah keramas (saya rajin keramas lho, setiap hari), saya akan duduk di hadapan kipas angin untuk mengeringkan rambut. Oh iya, sebelumnya diberi tonik terlebih dahulu. Setelah agak kering, mulailah jari-jari saya beraksi. Yup, saya menyisir rambut dengan jari-jari.

Pastinya akan ada yang kusut, tapi bisa diatasi perlahan-lahan dengan jari. Pokoknya, saat itu, yang namanya sisir terlupakan. Saya malas menyisir, karena rambut saya rontok. Ngerinya, dengan menyisir, akan semakin banyak rambut yang berguguran.

Sampai suatu hari, ketika saya ada di supermarket, di tengah-tengah belanja kilat saat pandemi, kebetulan saya lewat rak berisi berbagai sisir. Sisir tentu saja saya masih punya. Hanya saja, gigi-giginya sangat rapat, membuat rambut jadi gampang rontok.

Di rak itu, saya menemukan sisir dengan gigi yang lumayan jarang. Harganya murah pula, ini faktor penting. Haha. Jadilah saya angkut sisir itu. Kebetulan pula warnanya hijau, warna favorit saya.

Setiba di rumah, bukan berarti saya langsung sisir rambut, ya. Baru dua haru kemudian, saya ingat kalau saya membeli sisir. Saya cobalah untuk menyisir.

Tahukah Anda? Yang namanya ujung-ujung rambut saya itu sebagian besar ternyata mbundet alias kusut. Hidiii...buruk sekali. Rupanya menyisir dengan jari-jari, meski bisa mengurai kusut, sama sekali tak ada tandingannya ketika menyisir dengan sisir sungguhan.

Eh, tapi rambut saya wangi lho ya, tidak berkutu, berkat keramas tiap hari. Selain itu, saya juga memastikan rambut saya kering sepenuhnya sebelum diikat.

Sejak kasus rambut mbundet itu, lantas saya memutuskan untuk saya potomg saja rambut saya. Malas juga kalau harus menyisir rambut panjang tiap hari. Rambut pendek akan lebih praktis, selain itu tidak butuh waktu lama untuk menunggu kering kelar sampoan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun