Suatu pagi, Asih mengukur tekanan darah ibunya yang sudah lansia. Karena menggunakan tensimeter digital, maka didapat juga angka denyut jantung.
Tekanan darah ibunya pagi itu tergolong normal, 130/80 mmHg. Biasanya mencapai 150/90. Yang membuat Asih terkejut adalah denyut jantung ibunya, yang mencapai 90 denyut per menit. Pada hari-hari sebelumnya, berdasarkan catatan Asih, denyut tertinggi adalah 80.
Asih pun panik. Ada dengan jantung ibunya? Mengapa pagi itu denyutnya sangat kencang? Andai Asih tahu bahwa denyut jantung ibunya itu masih masuk kategori normal, maka dia tak akan panik.
Menurut Mayo Clinic, denyut jantung normal untuk orang dewasa adalah antara 60 hingga 100 beats per minute atau bpm. Biasanya, denyut jantung yang lebih rendah menunjukkan fungsi jantung yang efisien dan sistem kardiovaskular yang masih oke. Misalnya, untuk seorang atlet terlatih mungkin saja memiliki denyut jantung saat istirahat mendekati 40 bpm.
Banyak faktor yang memengaruhi denyut jantung, antara lain:
- Usia
- Kebugaran dan level aktivitas
- Perokok atau bukan
- Memiliki penyakit kardiovaskular, kolesterol tinggi, atau penderita diabetes
- Cuaca
- Posisi tubuh (misalnya sedang berdiri atau berbaring)
- Emosi. Biasanya denyut jantung akan meningkat ketika sedang stres, senang, atau ketakutan.
- Ukuran tubuh
- Karena pengaruh obat yang dikonsumsi
Lalu, berapa angka beats per minute yang normal, selain orang dewasa? Berikut rinciannya menurut situs Cleveland Clinic:
- Bayi baru lahir (hingga usia 4 pekan): 100-205 bpm+
- Bayi (usia 4 pekan hingga 1 tahun): 100-180 bpm+
- Balita (1 hingga 3 tahun): 98-140 bpm+
- Prasekolah (3-5 tahun): 80-120 bpm
- Usia sekolah (5 hingga 12 tahun): 75-118 bpm
- Remaja (13 hingga 18 tahun): 60-100 bpm
- Dewasa (18 tahun ke atas): 60-100 bpm
+ = angka itu berlaku ketika mereka sedang bangun. Saat tidur, denyut jantung bisa lebih rendah.
Untuk orang dewasa ada catatan tersendiri. Sudah disebut di atas, bahwa atlet yang terlatih bisa memiliki denyut hingga 40 bpm saat istirahat. Namun, untuk mereka yang bukan atlet, orang biasa, maka denyut dengan angka itu sangat berbahaya karena terlalu rendah. Demikian juga jika denyut jantung di atas 100 bpm.
Untuk mereka yang memiliki denyut di atas 100 bpm, padahal sedang tidak berkegiatan, maka kondisi itu disebut takikardia. Lalu, jika denyut jantung di bawah 60 bpm, maka disebut bradikardia.
Kalau memang itu yang terjadi, segeralah menemui dokter.