Industri perbankan di Swiss sudah ada sejak awal abad ke-18. Setelah berabad berlalu, bank di Swiss menjadi simbol yang sama seperti Pegunungan Alpen, cokelat, dan perusahaan jam.
Kerahasiaan data perbankan di Swiss, sebagai salah satu jalan untuk melindungi identitas nasabah, diatur melalui sebuah kode mulai 1934 dengan adanya hukum federal, yaitu The Federal Act on Banks and Saving Banks.
Peraturan itu dulu dipakai untuk melindungi aset seseorang yang dibunuh oleh Nazi, juga dipakai untuk menyembunyikan identitas mereka yang ingin menghindari pajak, menyembunyikan kekayaan, dan juga untuk membiayai kegiatan kriminal.
Nah, sekarang yang menjadi perhatian adalah orang-orang Rusia yang memiliki tabungan di bank-bank Swiss, sejak adanya invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut Reuters, The Swiss Bankers Association (SBA) memperkirakan ada uang milik klien orang-orang Rusia mencapai 200 miliar Swiss franc, atau setara dengan 213 miliar dolar AS, yang disimpan di Swiss.
Pengungkapan fakta oleh SBA itu sangat jarang terjadi. Sebelumnya mereka selalu menolak untuk membeberkan data nasabah, apalagi yang menyangkut jumlah uang.
SBA juga melakukan langkah di luar kebiasaan: Mengaplikasikan sanksi dari Uni Eropa terhadap simpanan nasabahnya yang berasal dari Rusia, sejak Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina, akhir Februari lalu.
"Sebagian dari uang itu adalah milik oligarch yang loyal kepada Kremlin. Uang itu dipakai untuk mendanai perang," kata Mattea Meyer, co-president Partai Sosial Demokrat Swiss, seperti dikutip dari Reuters.
Meski jumlahnya mencapai 213 miliar dolar AS, yang kalau dikonversi ke rupiah akan memiliki 15 angka nol, SBA menyatakan jumlah itu masih sedikit jika dibandingkan dengan semua aset yang tersimpan di Swiss.Â
Simpanan total itu tentu saja berasal dari nasabah seluruh dunia, yang menjadikan Swiss sebagai safe haven.