Penampilan kue satu sangat kukuh, keras. Tidak mudah hancur. Namun, sekali menyentuh lidah, bercampur dengan air liur, maka kue itu serasa "berguguran" tepungnya. Rasa kacang hijau langsung memenuhi rongga mulut. Rasanya enak, manis.
Almarhumah bude masih mengirim kue satu dan alpukat hingga saya duduk di bangku SMA. Beliau berhenti mengirim kue satu setelah ia tinggal bersama anak-anaknya di daerah Tangerang hingga wafat. Saya baru menemukan kembali kue satu di market place. Rasanya masih sama dengan yang pernah saya rasakan sebelumnya.
Dan, seperti biasa, saya masih menguasai kue satu. Kue satu seberat 250 gram, atau satu stoples kecil, bisa habis dalam sekejap. Yang lain? Jatah hanya satu atau dua butir. Tiga paling banyak. Tidak lebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H