Serasa kejatuhan durian runtuh ketika kantor menugaskan saya untuk meliput kegiatan David Beckham langsung di Manchester sana. Ketika itu, Beckham dipilih menjadi brand ambassador salah satu merek oli keluaran British Petroleum alias BP.
Rupanya, bertemu David Beckham adalah hadiah sayembara yang digelar oleh merek tersebut dan beberapa pemenangnya diberangkatkan ke Manchester, di mana Beckham masih bermain di Manchester United.
Saya bersemangat sekali. Rasanya saya jadi tersenyum terus. Bagaimana tidak? Bertemu David Beckham, salah satu bintang sepak bola beken, yang masih juga beken sampai saat ini. Salah satu wajah paling dikenal di dunia.
Acara dijadwalkan pada Maret 2003. Kami akan bertatap muka dengan Beckham pada 20 Maret. Lalu, dua hari kemudian, kami nonton laga Premier League di Old Trafford, di mana United menjamu Fulham.
Ternyata bukan hanya peserta dari Indonesia yang diundang ke Manchester. Banyak peserta dari negara Asia lainnya juga hadir. Saya ingat dari Jepang, India, Malaysia, Singapura, dan yang lainnya. The more, the merrier.
Namun, ada satu hal yang membuat saya dan rekan-rekan wartawan lain, yang juga diundang meliput, menjadi bersemangat. Masih ingat dengan tragedi sepatu melayang, yang dilemparkan oleh manajer United saat itu, Sir Alex Ferguson, dan mendarat di atas alis kiri Beckham?
Pada 15 Februari, satu bulan sebelum Beckham bertemu kami, United kalah 0-2 dari Arsenal di babak ke-5 Piala FA. Sudah pasti, United tersingkir. Dan, Sir Alex naik pitam. Menurutnya Beckham yang menjadi pihak bersalah, karena tidak mengerahkan segala kemampuan.
Sehari setelahnya, berita sepatu melayang itu tersebar ke seluruh dunia dan Beckham muncul di publik dengan plester melekat di alis kirinya.
Kita semua thu jadi kepo, kalau menurut istilah anak sekarang. Kalau dulu istilahnya ya penasaran. Sebab, sejak tragedi sepatu melayang itu, Beckham lantas diyakini akan segera meninggalkan United. Kami juga ingin melihat luka itu. Iseng banget memang kita-kita ini.