Pokoknya pak dokter meminta saya untuk olahraga. Akan tetapi, berat badan saya tidak berubah dalam dua tahun terakhir; tigaperempat kwintal.
Tiga tahun lalu, saya pernah memiliki berat badan satu kwintal kurang 20 kg. Tahu ‘kan berapa berat saya itu? Itu yang terberat sepanjang sejarah berat badan saya.
Saat itu, saya merasa sangat gemuk. Kalau dilihat di foto-foto, walah saya melembung! Setelah itu, bisa turun 5 kg sudah prestasi besar. Saya kehilangan 5 kg itu juga bukan karena program apapun. Sepertinya saya sedang stres ketika itu.
Ketika pertama kali bekerja, nyaris 25 tahun lalu, berat badan saya tidak mencapai setengah kwintal. Saya sangat kurus. Ukuran celana jins saya ketika itu nomor 27.
Kalau sekarang sih, nomor celana jins menjadi tak hingga. Semakin besar nomornya, semakin baik.
Mungkinkah seharusnya saya menjadi pilot jet darat alias pengendara mobil balap formula 1? Badan mereka langsing-langsing, lho. Dari yang saya baca, mereka bisa kehilangan berat badan hingga 3 kg usai membalap. Bukankah itu elok sekali?
Mereka kehilangan berat badan disebabkan karena tidak adanya asupan makanan apapun selama membalap, sementara energi yang dikeluarkan sangat besar.
Penyebab lain, menurut situs First Post, pebalap F1 juga kehilangan berat badan karena panas yang luar biasa di dalam kokpit, sehingga mereka banyak berkeringat.
Karena itu, sebelum balap dimulai, mereka harus banyak-banyak minum air putih, bahkan meski mereka tidak merasa haus. Gunanya untuk menghindari dehidrasi karena banyaknya keringat yang keluar.
Uh, salah satu sebab saya malas olahraga adalah karena berkeringat. Kalau mengurus rumah memang berkeringat juga, tapi itu lain urusan. Kalau berkeringat saat olahraga, ogah banget. Padahal itulah esensinya, bukan? Berolahraga agar berkeringat.
Baju yang dikenakan pebalap F1 pun tidak ada tipis-tipisnya, mereka juga harus memakai baju tahan api segala. Ditambah dengan panasnya suhu di dalam kokpit. Walah!