Mohon tunggu...
Irtahat Isyaty
Irtahat Isyaty Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diagnostik dan "Remidial Teaching", Cara Ampuh Atasi Kesulitan Belajar Siswa

6 November 2018   18:34 Diperbarui: 6 November 2018   18:47 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(mommyunderground.com)

Keberhasilan dalam aktivitas belajar menjadi tujuan utama pendidikan, termasuk pendidikan di Indonesia. Untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan adanya pendidikan yang berkualitas baik dari sistem pendidikan yang di terapkan atau proses pengajaran dan aktivitas pembelajaran yang baik dalam suatu instansi yang bersangkutan.

Akan tetapi, aktivitas pembelajaran tidak selamanya berjalan lancar. Adanya  kesulitan belajar dalam aktivitas pembelajaran merupakan salah satu hambatan dalam proses pembelajaran.

Seperti yang kita ketahui, saat ini pendidikan di Indonesia menerapkan sistem pendidikan yang bisa dikatakan membebankan siswa dan guru. Mengapa demikian? Menurut penulis, dikatakan membebankan karena kurikulum yang diterapkan saat ini mengandung materi yang lebih berat dan tidak sesuai dengan tingkatan para siswa. 

Begitu juga banyaknya materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, dengan demikian setiap materi tidak bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang mahir terhadap mata pelajaran yang diampu. Hal ini menjadikan beban belajar siswa terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama. Persoalan ini merupakan contoh kecil dari kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

Berangkat dari persoalan di atas, dalam rangka membantu siswa mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, proses pembelajaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jadi, dibutuhkan uapaya untuk menangani kesulitan belajar siswa agar aktivitas belajar mengajar menjadi maksimal dan berjalan dengan semestinya. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan diagnostik kepada siswa melalui guru bimbingan konseling.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai diagnostik, perlu kita ketahui apa itu diagnostik. Diagnostik merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut guru bimbingan konseling memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh.

Pertama, yaitu upaya menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Guru bimbingan konseling harus bijak dalam pemilihan siswa yang memang membutuhkan layanan bimbingan konseling agar tidak ada kesalahan dalam penanganan masalah.

Kedua, memahami jenis kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam hal ini, guru bimbingan konseling dapat melihatnya dari hasil belajar siswa, instrumen yang telah dibuat atau dari ciri-ciri siswa. Ciri-ciri siswa yang memiliki masalah kesulitan belajar biasanya adalah motivasi belajarnya rendah, memiliki nilai akademik yang tidak tuntas, malas untuk belajar, dan sebagainya.

Setelah mengetahui permasalahan yang ada pada diri siswa, selanjutnya adalah pengetahuan akan potensi siswa. Pengetahuan akan potensi yang dimliki siswa sangat berpengaruh. Guru bimbingan konseling harus mampu mengetahui potensi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar dapat mengarahkan siswa tersebut kepada potensi yang dimilikinya sehingga nantinya mampu dikembangkan dengan baik melalui aktivitas belajar yang baik pula.

Setelah diketahui potensi, guru bimbingan konseling harus bisa menentukan gejala kesulitan. Untuk menentukan gejala kesulitan yang ada dalam diri siswa, guru bimbingan konseling terlebih dahulu harus mengetahui bidang yang menjadikan siswa tersebut sulit untuk memahami dan menangkap setiap materi dalam proses pembelajaran.

Setelah mengetahui gejala kesulitan belajar siswa, guru bimbingan konseling menganalisis faktor penyebab kesulitan belajar siswa dengan menyatukan hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa utuk kemudian menyusun pengajaran perbaikan (Remidial Teaching) bagi siswa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun