Mohon tunggu...
Irsyam Faiz Faiz
Irsyam Faiz Faiz Mohon Tunggu... -

Ingin menulis apa saja, sehari-hari ngirim berita ke solopos

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gara-gara Sorban, Pemuda Ini Lolos dari Begal

15 Maret 2015   17:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14084234041528884857

Lagi ramai kasus begal. Saya punya cerita soal begal yang sudah saya posting di Kompasiana sekitar tujuh bulan lalu (Ini: Gara-gara sorban) Waktu itu postinganku hanya dikunjungi 55 kali. mungkin saat itu isu begal belum sepopuler sekarang. Saya waktu itu memberi judul yang sama seperti postingan ini, hanya saya mengganti kata perampok dengan kata begal untuk menarik perhatian aja.. hehe..

Pada postingan kali ini saya juga sedekar menceritakan kembali postingan lamaku itu. saya berharap admin kompasiana berkenan mengaprove tulisanku ini.

Jadi begini ceritanya, teman saya namanya AM Jumai, warga Semarang yang juga ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang. Dalam perjalanan pulang dari Madura, Jawa Timur, menuju Semarang, dia menggunakan mobil pada Sabtu (16/8/2014) malam. Dia sendiri yang nyetir.

Di tengah jalan yang sepi di jalan raya Tuban, dia disetop secara paksa oleh tiga orang berpakaian preman [selanjutnya sebut saja begal]. Jumai pun tak bisa berkutik, dia terpaksa menghentikan mobilnya.
Ketiga begal itu lantas memaksa Jumai membuka jendela. Dengan setengah ketakutan, Jumai perlahan membuka kaca jendela mobil. Lalu apa yang kemudian dilakukan tiga begal itu kepada Jumai?? Tidak dinyana, ternyata setelah melihat penampilan Jumai, ketiganya langsung salah tingkah. Ekspresi garangnya berubah jadi ekspresi santun. Lalu begal itu pun mempersilahkan Jumai lewat. Ia pun sempat heran kenapa bisa lolos begitu saja.

Namun usut punya usut, Jumai baru sadar saat itu penampilannya menyerupai seorang kyai lengkap dengan peci dan sorban yang melekat di kepala. Jumai menduga sang perampok luluh gara-gara melihat penampilannya.

“Saya melewati jalan sepi di Rembang menggunakan mobil. Saya sendiri yang nyopiri lalu ditodong oleh 3 orang, lalu melihat saya pakai sorban dan peci langsung dipersilahkan saya jalan,” tuturnya menceritakan kepada saya Senin 18 Agustus 2014 lalu.

Saat itu dirinya baru saja pulang dari Madura untuk bersolaturrahim dengan salah seorang kiai disana. Di dalam mobil, dia tidak sendiri, ada istri, mertua dan kedua anaknya. Mereka pun sempat ketakutan saat peristiwa itu berlangsung. “Sempat kaget tapi berusaha tenang, kalau Istri dan mertua saya ketakutan,” ungkap Jumai.

Jumai merasa yakin kalau ketiga orang tersebut adalah perampok yang berniat jahat kepada dia dan keluarganya. Dilihat dari penampilan mereka yang membawa kayu dan senjata tajam. “Saya yakin perampok [kalau sekarang begal kali ya hehe], karena yang satu pakai kayu dan yang satu pakai pisau sedangkan yang satunya di kendaraan,” kata dia.

Dia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. Keterlibatan aparat untuk melakukan pengamanan sangat perlu dilakukan, “Operasi rutin perlu dilakukan, disinilah kepiawaian para intel diuji untuk mendeteksi wilayah-wilayah mana saja yang rawan, para pelaku harus ditangkap dan dihukum berat,” pungkas dia menutup perbincangan waktu itu. wis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun