[caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Bersama rekan babinsa membuat demplot padi"][/caption]
Di masa Jenderal M. Jusuf dikenal program ABRI Masuk Desa. Di mana para aparat militer dimobilisasi untuk menggerakkan perekonomian pedesaan.Kini, setelah ABRI menjadi TNI, tumpuan militer untuk pembinaan masyarakat di pedesaan dipercayakan ke Babinsa (Bintara pembina desa). Sebagaimana desa pada umumnya di mana pekerjaan utama masayarakatnya adalah bertani, pun demikian dengan desa-desa yang ada di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Adalah Muhammad Arib, Babinsa berpangkat Sersan Mayor (Serma) yang bertugas di kampung halamannya sendiri Desa Pananrang, Kecamatan Mattiro Bulu. Di luar jam dinasnya sebagai TNI, dimanfaatkan untuk bertani. Serma Arib mengolah lahan sawah seluas 1 Ha yang dijadikan percontohan teknologi Legowo kepada petani sekitar. Di samping itu, setahun terakhir juga mulai mengembangkan cabai merah. Sebuah komoditi hortikultura yang masih awam dibudidayakan oleh petani di desanya.
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Serma Arib"]
Perkenalan Serma Arib dengan cabai merah dimulai ketika diutus oleh institusinya KODIM 1404 Pinrang mengikuti Pelatihan Agribisnis Cabai Untuk TNI/Polri di BBPP Batangkaluku Gowa tahun 2012 silam. Sepulang pelatihan, Serma Arib mulai berpikir untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatnya. Berbekal modal pinjaman KUR (Kredit usaha rakyat) dari Bank BRI, Serma Arib menyewa lahan seluas 40 are.
Keterbatasan sarana menjadi kendala utama pada awalnya. Pengolahan tanah terpaksa dilakukan sendiri menggunakan cangkul. Mengingat aktivitas sebagai anggota TNI membuatnya tak bisa sepenuhnya fokus merawat pertanaman cabai, maka Serma Arib mempekerjakan seorang petani untuk membantunya. Setidaknya, ini juga membuka lapangan kerja di desa.
[caption id="" align="aligncenter" width="574" caption="cabai merah"]
Panen perdana cabai merah di lahan Serma Arib dihadiri langsung oleh atasannya Dandim 1422 Pinrang dan juga Bupati Pinrang. Dalam laporannya, dari 4.500 pohon cabai, produktivitasnya mencapai 1,5 kg/pohon. Pemerintah setempat sangat mendukung inisiatif anggota TNI ini, maka sebagai dukungan untuk pengembangan Bupati Pinrang kemudian memberi bantuan mesin pembuat bedengan (kultivator).
Serma Arib makin bersemangat mengembangkan cabai merah ini, pada pertanaman berikutnya, selain menambah luas lahan juga jenis komoditi berupa cabai rawit. Hal ini berimplikasi pada beban kerja yang juga bertambah. Untuk itu, direkrutlah dua orang petani lagi untuk membantunya. Bersama Penyuluh Pertanian setempat, Serma Arib juga aktif melakukan transfer teknologi dan memberi motivasi kepada para petani sekitar.
Serma Arib berkeyakinan bahwa pada gilirannya nanti, petani akan menjadi profesi yang ekslusif. Argumentasinya, lahan pertanian yang semakin sempit berbanding terbalik dengan laju pertambahan penduduk, yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan pangan. Selain itu, jika petani sejahtera juga akan meringankan pekerjaannya sebagai Tentara, karena kesejahteraan punya korelasi dengan ketertiban masyarakat.
Ke depan, Serma Arib sedang memproyeksikan melakukan ekspansi usaha dengan beternak sapi yang nantinya diintegrasikan dengan lahan pertanian miliknya. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan cita-citanya menjadi petani organik. Dan atas prestasinya itu, jika tak ada aral melintang, bulan maret 2014 mendatang KODAM VII Wirabuana memberinya hadiah berupa Kursus Pertanian ke Negeri Sakura, Jepang. Semoga nanti bisa menimba banyak ilmu untuk diterapan di desanya.
@Pinrang, 27012014
IRSYAM SYAM
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H