Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tua Bukan Pembenaran Tidak Olahraga

16 Maret 2016   10:55 Diperbarui: 16 Maret 2016   18:11 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Fauja Singh | Foto: ESPN"][/caption]Fauja Singh, mungkin nama yang agak asing bagi sebagian besar kita. Saya pun mengenalnya hanya melalui sebuah artikel di majalah The Guardian Online beberapa hari yang lalu. Menarik bagi saya karena pada usia 100 tahun dia masih mengingkuti lari marathon sejauh 40 Km lebih pada lomba marathon di Canada pada thun 2011.

Lari marathon diikutinya beberapa kali setelah  dia pindah dari India ke Ingris setelah istri dan ankanya meninggal. Dan, beliau mulai berlatih lari waktu berusia 89 tahun. Usia yang sebagian besar kita sudah di alam kubur, atau kalau masih barangkali hanya hidup dengan bantuan orang lain.

Bertolak belakang dengan Fauja Singh, "centenarian" yang masih mampu mengikuti lomba marathon dan berlari setiap hari 10-15 Km, kebanyakan kita menjadikan tua sebagai alasan untuk tidak berolahraga. Takut jatuh, khawatir patah, merasa tidak lagi nyaman, malu, sakit, adalah alasan-alasan yang seiap hari saya dengar dari pasien-pasien saya yang sudah merasa tua untuk tidak berolahraga.

Sering pasien yang sebenarnya belum begitu tua, bahkan kalau melihat harapan hidup sekarang, bisa dikatakan muda. Sebagai salah satu contoh saja, dari banyak pasien yang menganggap tua untuk alasan tidak berolahraga, seorang pasien laki-laki, usia 58 tahun baru saja pensiun dengan diagnosis diabetes melitus tipe 2, obesitas, dan hipertensi. Apa jawabannya waktu disarankan untuk hidup lebih aktif dan berolahraga. Saya tidak muda lagi dokter, tidak kuat lagi, dan saya takut jatuh.

Menanggapi komentar pasien ini, lalu saya sampaikan bahwa sebenarnya olahraga pada orang tua, apalagi seumur dia bukanlah suatu kendala. Hanya saja perlu dipahami, bahwa keadaan fisik, kekuatan, fleksibilitas mereka yang berusia 70 tahun secara alami memang tidak sama dengan anak mereka yang berusia 20 tahun.

Dia juga tidak perlu olahraga lari marathon, jungkir balik, lompat galah seperti apa yang pernah dia lakukan waktu masih duduk di bangku SMA dulu-- walaupun masih banyak orang lain tetap dapatmelakukan hal yang sama, bahkan umur yang lebih tua, seperti pelari marathon Fauja Singh di atas-- olahraga ringan, bahkan aktivitas fisik sehari-hari yang dia tingkatkan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.

Lalu, ada kepercayaan yang sering merasuki pikiran kita, bahwa tua pasti lemah, dan itu seolah-oleh tidak bisa dihindari, atau diminimalisir. Menurut para ahli dan referensi yang pernah saya baca, menurunnya kekuatan fisik sering dengan bertambahnya usia, bukanlah semata-mata disebakan oleh faktor usia, tetapi lebih karena tidak menggunakannya.

Kepada pasien yang sering mengeluh lemah ini sering saya sampaikan, apakah dengan Anda tetap mempertahankan gaya hidup Anda sekarang, banyak duduk, tidur, Anda menjadi lebih kuat? Jawabannya pada umumnya tidak. Nah, kalau begitu mengapa Anda tidak bangkit dari duduk, tidur-tiduran itu. In Syaa Allah dengan lebih banyak aktif, bergerak energi akan bertambah, semangat pun demikian, bahkan mood Anda akan lebih baik, stress akan hilang. 

Menurut Fauja Sing yang mulai bangkit berlari setelah mengalami stress yang berat pada usia 89 tahun itu, tidak ada yang lebih baik menghilangkan stress kecuali dengan olahraga, berlari. Berlari membuatnya lebih bahagia, dan tidak ada orang yang meninggal karena bahagia.

Anggapan lain, yang sering menjadi alasan orang yang menganggap dirinya tua untuk tidak berolahraga adalah kekawatiran akan jatuh. Usia tua memang sering dikaitkan dengan gangguan keseimbangan. Tetapi, olahraga sebaliknya dapat mengurangi gangguan keseimbangan dan kemungkinan jatuh pada usia lanjut. Untuk mencegah kemungkinan jatuh, lakukan olahraga yang lebih aman, misalnya berjalan, sepeda statis, berenang.

Disamping itu, takut patah sering juga menjadi alasan mereka yang berusia lanjut untuk tidak berolahraga. Ketakutan ini barangkali karena melihat kenyataan atau mendengar mereka yang berusia lanjut jatuh kemudian patah. Memang, jatuh pada usia lanjut, apalagi kalau usia lebih dari 80 tahun sering terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun