Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semua Tergantung Reaksi Kita Saja

31 Oktober 2013   17:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:46 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13832184152065753366

[caption id="attachment_289093" align="aligncenter" width="270" caption="goodsalt.com"][/caption] Pagi ini, seperti biasa sebelum jam 05.30 pagi saya sudah di belakang stir menuju RSCM. Sampai di suatu persimpangan masuk jalan Basuki Rachmat, waktu Saya mau berbelok ke kiri, seorang pengendara sepeda motor, tiba-tiba menyalib dari sebelah kiri, dan melabrak kaca spion mobil saya. Secara spontan Saya melihat ke arah si pengendara, si pengendara itu juga menatap saya. Saya lihat dari mulutnya, entah apa yang dibicarakan, tetapi kelihatan seperti mimik tidak senang, marah....... Hmmm, pikiran Saya waktu itu mengatakan, "Lho dia yang ngaur, menyalib dari kiri, di pertigaan yang suasananya rame, mobil Saya disengol lagi,  kenapa Saya yang disalahkan. Ayo, jangan mau, turun dari mobil, gantian marah, bila perlu pukul, tendang dia".

Mendegarkan pikiran seperti itu, kemudian Saya menarik nafas dalam-dalam, dan menahannya beberapa detik, lalu Saya lepaskan pelan-pelan.  Setelah itu, serta-merta saya rasakan jantung saya yang semula sedikit agak berdebar kencang, kemudian kembali normal, muka yang sebelumnya terasa sedikit panas juga demikian. Lantas, entah mengapa pikiran seperti  itu hilang begitu saja. Saya hanya ingat waktu itu, "sebuah kiat sederhana,  sebagai aturan dalam hidup, bereaksilah kalau itu akan memperbaiki keadaan". Reaksi yang kita lakukan adalah  yang membuat suasana akan menjadi lebih baik, menyelesaikan masalah, bukan malah sebaliknya, memperburuknya. Bayangkan, kalau Saya juga bersikap yang sama, marah, ngomel, atau turun dari mobil, memukul, menendang dan sebagainya. "Apa yang akan terjadi?" Suasana jelas akan semakin rumit, dan yang pasti rasa dendam, marah itu dengan segala akbatnya seperti jantung yang berdebar kencang, sesak nafas, berekeringat, otot-otot yang yang meregang, akan berlanjut,

Kemudian, si pengendara pun berlalu, saya juga melanjutkan perjalanan. Adanya peristiwa kecil ini memberikan pelajaran kepada saya, bahwa bahwa bagaiamana kita bereaksi itu sangat penting,  menentukan apa, siapa, dan bagaiamana kita. Bahkan sehat tidaknya seseorang juga sebagian ditentukan hal ini,  reaksi, respon, tanggapan kita terhadap sesuatu yang terjadi, menimpa kita. Reaksi yang berbeda dalam menghadapi suatu penyakit misalnya, hasilnya pasti tidak sama. Pasien-pasien diabetes yang bereaksi positip terhadap penyakit yang disandangnya, yang memerima dengan sabar, tidak menolak, menyalahkan, menyesali, apalagi bila mereka menganggap sebagai cobaan, ujian dari Allan, saya amati, gula darah mereka lebih mudah terkontrol. Penderita penyakit ginjal kronis stadium akhir yang harus menjalani hemodilisa ( cuci darah ),  yang dapat memerima kenyataan itu dengan ikhlas, sabar, tidak banyak mengeluh, saya lihat kualitas hidup mereka lebih baik, dan barangkali harapan hidupnya juga demikian

Jadi, dalam hidup ini, apapun yang menimpa kita, akibatnya, sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh reaksi, respon, tanggapan yang kita berikan. Pilihlah respon yang menyelesaikan masalah. Dan, itu juga lebih baik untuk kesehatan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun